Sabtu, 27 Oktober 2018

flying experience

Hello!!! Aku seneng banget karena hari ini tiba-tiba muncul keinginan untuk nulis blog. Tapi hari ini bakal agak beda isinya, karena aku akan lebih cerita berdasarkan pengalaman pribadi dan dari sudut pandang kristiani.

Aku beri judul 'flying experience' karena apa yang akan kutulis selanjutnya merupakan hasil refleksi saat aku sedang terbang di atas pesawat. Tiba-tiba aja pas lagi take-off dan landing, saat ngeliat dari jendela, muncul gambaran-gambaran dan ide-ide untuk bahan tulisan.

Kejadian terbangnya ini baru banget, tepatnya tadi pas penerbangan dari Solo ke Jakarta. Aku duduk di baris paling depan, kursi nomor 2F, jadi pas banget di samping jendela. Pesawat take-off sekitar pukul 18.10 WIB, jadi langit sudah dalam keadaan gelap. Sejujurnya aku tipe orang yang gampang tidur dimana aja, bahkan di pesawat sekalipun, dimana nyawa ratusan manusia bergantung pada pilot di ruang kokpit yang bahkan sosok dan rupanya gak kita ketahui. Tapi giliran take-off, suka ditahan supaya jangan tidur dulu, atau kalo mau landing suka tiba-tiba terbangun, semua hanya karna gak ingin melewatkan pemandangan di luar jendela pesawat.

Tadi saat take-off, pemandangan di luar jendela luar biasa indah banget. Usahaku untuk menahan keinginan tidur itu sebanding. Lampu-lampu dari jalan raya, rumah-rumah, mobil, bahkan siluet garis pantai Pulau Jawa keliatan indah banget. Dari jarak sekian ribu kaki dari permukaan laut, saat semua keliatan seperti miniatur dan diorama, kesibukan manusia dengan segala aktivitasnya langsung terasa gak ada artinya, bumi jadi tempat yang hening dari ketinggian langit.

Saat aku melihat lewat jendela, betapa bumi diciptakan sebegitu indahnya, dalam hati aku langsung merasa terharu, dan tanpa sadar langsung teringat lagu ini:

Verse 1
Kau ciptakan terang, Kau ciptakan gelap
Ada hari siang, dan ada malam
Semuanya ada, begitu sempurna
Alam semesta ini
Dengan firmanMu Tuhan
Kau jadikan semua, begitu indah
Sungguh agung, karyaMu Tuhan
Verse 2
Kau ciptakan langit, Kau ciptakan bumi
Ada matahari, bintang dan rembulan
Semuanya ada, begitu sempurna
Alam semesta ini
Dengan firmanMu Tuhan
Kau jadikan semua, begitu indah
Sungguh agung, karyaMu Tuhan
(Nikita - Semuanya Ada) 

Yep, kalo tau lagunya berarti kita sepantaran. Bumi yang indah ini diciptakan Tuhan hanya dengan kata-kata. Luar biasa ya Tuhan? Terharu rasanya pas liat bumi, kemudian sadar kalo manusia tuh pitik, kecil, hidupnya hanya seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yak 4:14), gak ada artinya kalo dilihat dari kejauhan.

Yesaya 66:1 (TB)
Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?

Bumi adalah tumpuan kaki Tuhan. Pernah membayangkan gak, bumi yang sebegitu luas dan besarnya, adalah tumpuan kaki Tuhan? Berarti seberapa besarkah Tuhan kita? Dan seberapa kecilkah kita manusia? Manusia bahkan uda gak terlihat dari jarak sekian puluh meter, menandakan betapa kecilnya kita.


TAPI.

Bagi Tuhan, masing-masing individu adalah berharga. Manusia yang sangat kecil di permukaan bumi ini berarti bagi Tuhan. Tuhan tau nama kita, karakter dan kepribadian kita, isi pikiran kita, rahasia terkelam kita, keinginan terdalam kita, bahkan kalo kita doa, sebenernya sebelum kita ngomong pun Tuhan udah tau apa yang mau kita utarakan.

Makanya dulu kan ada joke di twitter, yang katanya ada anak kecil doa dengan suara lantang, bilang, "Ya Tuhan, kayak biasa ya. Amen." Eh lu kira lagi pesen nasi goreng? Tuhan emang uda tau, tapi Dia juga mau kita berani untuk terbuka dan utarakan langsung ke Dia. Jadi jangan gitu yah teman-teman kalo doa :)))

Kebayang gak sih betapa sibuknya Tuhan? Masing-masing orang minta ABCD hal-hal yang spesifik dan detail secara bersamaan ke Tuhan? Bayangin artis-artis yang sekali upload foto di instagram, notif like dan commentnya bakal langsung muncul non-stop, apalagi Tuhan? Seandainya Tuhan main instagram, dan doa kita adalah likes dan comments.. Betapa riweuh-nya Tuhan. Tapi Doi seneng, the more the merrier. Gemesin ya Tuhan kita :)) Berapa banyak anak-anak-Nya di muka bumi ini? Bahkan Dia masih mau anak-anak-Nya bertambah. Seberapa besar kasih yang dimiliki Tuhan, sampe sekian milyar manusia masih bisa merasa 'kepenuhan' dengan kasih-Nya? Menerima sangat banyak kasih dan anugrah sampe rasanya mau bilang, "Duh, Tuhan. Kantong anggurku kepenuhan! Minta kantong anggur yang baru lagi dong Tuhan hehehe yang lebih guedeeee ya!". Mintalah kayak gitu sekali-kali, Tuhan pasti seneng banget.

Saat landing di Jakarta juga, yang orang bilang kota dengan kelebihan penduduk lah, kota dengan banyak penduduk pindahan lah, kota dengan polusi terparah lah. Dari langit cuma keliatan kota dengan lampu-lampu gemerlap mirip glitter. Ini juga yang bikin aku sadar kalo semuanya indah, semuanya baik. Memang Jakarta udah terlalu padat, tapi Jakarta juga lagi berbenah. Jadi cintailah kota ini, karna sebenci-bencinya aku dengan Jakarta, saat aku pergi jauh ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jakarta akan selalu jadi tempat yang aku rindukan. Bahkan saat aku pergi hari Selasa kemarin, hari Rabunya udah penuh dengan keluhan, "Duh kangen Jakarta" "Duh pengen pulang!" karena menurutku Jakarta ini ya rumah. Walaupun aku juga kangen berat dengan Bandung, sih. Dan aku juga senang kok di Jawa. Orangnya ramah-ramah dan senang cerita.

Yaa sekian tulisanku kali ini. Mungkin lebih ke arah curhat ya daripada sesuatu yang insightful. Tapi seneng sih karna lewat hal simpel sesimpel terbang naik pesawat, aku diingatkan lagi tentang betapa besar, luar biasa, dan penuh kasihnya Tuhan Yesusku. Hati yang bersungut-sungut jadi penuh dengan rasa syukur lagi.
Have a blessed Sunday! c: