tag:blogger.com,1999:blog-50607356154974187972024-02-07T13:06:16.200+07:00my deepest thoughtswhen the thoughts become too heavy to be kept inside my head, i write.Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.comBlogger16125tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-89353307859861342522018-10-27T23:43:00.000+07:002018-10-27T23:53:54.394+07:00flying experienceHello!!! Aku seneng banget karena hari ini tiba-tiba muncul keinginan untuk nulis blog. Tapi hari ini bakal agak beda isinya, karena aku akan lebih cerita berdasarkan pengalaman pribadi dan dari sudut pandang kristiani.<br />
<br />
Aku beri judul <i>'flying experience'</i> karena apa yang akan kutulis selanjutnya merupakan hasil refleksi saat aku sedang terbang di atas pesawat. Tiba-tiba aja pas lagi <i>take-off</i> dan <i>landing</i>, saat ngeliat dari jendela, muncul gambaran-gambaran dan ide-ide untuk bahan tulisan.<br />
<br />
Kejadian terbangnya ini baru banget, tepatnya tadi pas penerbangan dari Solo ke Jakarta. Aku duduk di baris paling depan, kursi nomor 2F, jadi pas banget di samping jendela. Pesawat <i>take-off</i> sekitar pukul 18.10 WIB, jadi langit sudah dalam keadaan gelap. Sejujurnya aku tipe orang yang gampang tidur dimana aja, bahkan di pesawat sekalipun, dimana nyawa ratusan manusia bergantung pada pilot di ruang kokpit yang bahkan sosok dan rupanya gak kita ketahui. Tapi giliran <i>take-off, </i>suka ditahan supaya jangan tidur dulu, atau kalo mau <i>landing</i> suka tiba-tiba terbangun, semua hanya karna gak ingin melewatkan pemandangan di luar jendela pesawat.<br />
<br />
Tadi saat <i>take-off</i>, pemandangan di luar jendela luar biasa indah banget. Usahaku untuk menahan keinginan tidur itu sebanding. Lampu-lampu dari jalan raya, rumah-rumah, mobil, bahkan siluet garis pantai Pulau Jawa keliatan indah banget. Dari jarak sekian ribu kaki dari permukaan laut, saat semua keliatan seperti miniatur dan diorama, kesibukan manusia dengan segala aktivitasnya langsung terasa gak ada artinya, bumi jadi tempat yang hening dari ketinggian langit.<br />
<br />
Saat aku melihat lewat jendela, betapa bumi diciptakan sebegitu indahnya, dalam hati aku langsung merasa terharu, dan tanpa sadar langsung teringat lagu ini:<br />
<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Verse 1</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Kau ciptakan terang, Kau ciptakan gelap</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Ada hari siang, dan ada malam</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="color: #a64d79;">Semuanya ada, begitu sempurna</span></b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Alam semesta ini</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Dengan firmanMu Tuhan</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Kau jadikan semua, begitu indah</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Sungguh agung, karyaMu Tuhan</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Verse 2</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Kau ciptakan langit, Kau ciptakan bumi</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Ada matahari, bintang dan rembulan</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="color: #a64d79;">Semuanya ada, begitu sempurna</span></b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="color: #a64d79;">Alam semesta ini</span></b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="color: #a64d79;">Dengan firmanMu Tuhan</span></b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Kau jadikan semua, begitu indah</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b>Sungguh agung, karyaMu Tuhan</b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b><i>(Nikita - Semuanya Ada) </i></b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="color: #a64d79; font-family: inherit;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;">Yep, kalo tau lagunya berarti kita sepantaran. Bumi yang indah ini diciptakan Tuhan hanya dengan kata-kata. Luar biasa ya Tuhan? Terharu rasanya pas liat bumi, kemudian sadar kalo manusia tuh pitik, kecil, hidupnya hanya seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap (Yak 4:14), gak ada artinya kalo dilihat dari kejauhan.</span></div>
<br />
<b><span style="color: #a64d79;">Yesaya 66:1 (TB)</span></b><br />
<b><span style="color: #a64d79;">Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-<span style="font-family: inherit;">Ku</span> dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?</span></b><br />
<br />
Bumi adalah tumpuan kaki Tuhan. Pernah membayangkan gak, bumi yang sebegitu luas dan besarnya, adalah tumpuan kaki Tuhan? Berarti seberapa besarkah Tuhan kita? Dan seberapa kecilkah kita manusia? Manusia bahkan uda gak terlihat dari jarak sekian puluh meter, menandakan betapa kecilnya kita.<br />
<br />
<br />
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;">TAPI.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;">Bagi Tuhan, masing-masing individu adalah berharga. Manusia yang sangat kecil di permukaan bumi ini berarti bagi Tuhan. Tuhan tau nama kita, karakter dan kepribadian kita, isi pikiran kita, rahasia terkelam kita, keinginan terdalam kita, bahkan kalo kita doa, sebenernya sebelum kita ngomong pun Tuhan udah tau apa yang mau kita utarakan.</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;">Makanya dulu kan ada <i>joke</i> di twitter, yang katanya ada anak kecil doa dengan suara lantang, bilang, "Ya Tuhan, kayak biasa ya. Amen." Eh lu kira lagi pesen nasi goreng? Tuhan emang uda tau, tapi Dia juga mau kita berani untuk terbuka dan utarakan langsung ke Dia. Jadi jangan gitu yah teman-teman kalo doa :)))</span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Kebayang gak sih betapa sibuknya Tuhan? Masing-masing orang minta ABCD hal-hal yang spesifik dan detail secara bersamaan ke Tuhan? Bayangin artis-artis yang sekali <i>upload</i> foto di instagram, notif <i>like</i> dan <i>comment</i>nya bakal langsung muncul <i>non-stop</i>, apalagi Tuhan? Seandainya Tuhan main instagram, dan doa kita adalah <i>likes</i> dan <i>comments</i>.. Betapa <i>riweuh-</i>nya Tuhan. Tapi Doi seneng, <i>the more the merrier</i>. Gemesin ya Tuhan kita :)) Berapa banyak anak-anak-Nya di muka bumi ini? Bahkan Dia masih mau anak-anak-Nya bertambah. Seberapa besar kasih yang dimiliki Tuhan, sampe sekian milyar manusia masih bisa merasa 'kepenuhan' dengan kasih-Nya? Menerima sangat banyak kasih dan anugrah sampe rasanya mau bilang, "Duh, Tuhan. Kantong anggurku kepenuhan! Minta kantong anggur yang baru lagi dong Tuhan hehehe yang lebih guedeeee ya!". Mintalah kayak gitu sekali-kali, Tuhan pasti seneng banget.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Saat <i>landing</i> di Jakarta juga, yang orang bilang kota dengan kelebihan penduduk lah, kota dengan banyak penduduk pindahan lah, kota dengan polusi terparah lah. Dari langit cuma keliatan kota dengan lampu-lampu gemerlap mirip <i>glitter</i>. Ini juga yang bikin aku sadar kalo semuanya indah, semuanya baik. Memang Jakarta udah terlalu padat, tapi Jakarta juga lagi berbenah. Jadi cintailah kota ini, karna sebenci-bencinya aku dengan Jakarta, saat aku pergi jauh ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, Jakarta akan selalu jadi tempat yang aku rindukan. Bahkan saat aku pergi hari Selasa kemarin, hari Rabunya udah penuh dengan keluhan, "Duh kangen Jakarta" "Duh pengen pulang!" karena menurutku Jakarta ini ya rumah. Walaupun aku juga kangen berat dengan Bandung, sih. Dan aku juga senang kok di Jawa. Orangnya ramah-ramah dan senang cerita.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<br /></div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
Yaa sekian tulisanku kali ini. Mungkin lebih ke arah curhat ya daripada sesuatu yang <i>insightful</i>. Tapi seneng sih karna lewat hal simpel sesimpel terbang naik pesawat, aku diingatkan lagi tentang betapa besar, luar biasa, dan penuh kasihnya Tuhan Yesusku. Hati yang bersungut-sungut jadi penuh dengan rasa syukur lagi.</div>
<div style="background-color: white; box-sizing: border-box; font-size: 16px; margin-bottom: 10px;">
<i>Have a blessed Sunday! c:</i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-66776154136426139082018-07-24T22:52:00.001+07:002018-07-25T09:20:40.555+07:00to be an excellent individualHalo!! Gatel mau bahas ini dari beberapa hari terakhir, akhirnya ada kesempatan juga.<br />
Oke hari ini aku mau bahas tentang <i>excellent individual</i>. Alasannya adalah karena masih banyak orang yang menganggap remeh usaha-usaha untuk menjadi <i>excellent</i>, dan juga karena masih banyak orang yang ga ada usaha untuk membawa dirinya ke arah yang lebih baik <i>(slack off)</i>. Jadi dari dua perspektif ya, dari sudut pandang orang ketiga dan sudut pandang diri sendiri.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<i>Excellent</i> disini apa sih? <i>Excellent</i> ini arti singkatnya unggul. Jadi <i>excellent individual</i> adalah pribadi yang unggul. Unggul TIDAK SAMA dengan perfeksionis. Unggul dalam arti panjangnya adalah melakukan apa yang sudah menjadi keharusan tapi dengan upaya terbaik yang kita bisa, dan meningkatkan kemampuan diri kita terus menerus, agar hasilnya di atas rata-rata. Sedangkan perfeksionis adalah ingin segala sesuatu sempurna, tanpa cacat, tanpa kesalahan, tanpa kekurangan, harus melakukan sesuatu dengan standar yang tinggi agar dapat diterima oleh dirinya sendiri atau orang lain.<br />
Aku ga akan bahas banyak-banyak tentang perfeksionisme, tapi akan lebih fokus ke penerapan menjadi unggul di kehidupan sehari-hari.<br />
<br />
Kenapa sih perlu menjadi pribadi yang unggul?<br />
Karena di jaman sekarang persaingan itu ketat. Lebih ketat daripada celana denim baru. Kalau kita ga jadi <i>excellent</i>, bisa-bisa kita ga diperhitungkan dan diremehkan orang lain. Ini ya berasa banget saat uda terjun di dunia kerja. Kalau kita ga unggul dari yang lain, kita ga bisa melangkah lebih jauh. Kalah saing, bangkrut, dipecat, gagal promosi, dan lain-lain. Jadi unggul juga menaikkan kredibilitas kita di mata orang lain lho.<br />
Selain penting untuk membawa diri jadi lebih baik di mata orang lain, menjadi unggul juga penting untuk kebaikan diri sendiri. Untuk melatih diri kita, sehingga kita lebih siap dan terbiasa dalam menghadapi berbagai situasi ga terduga.<br />
<br />
Ada beberapa langkah dasar untuk menjadi pribadi yang <i>excellent</i>, aku bahas satu-satu ya.<br />
<br />
1. Disiplin<br />
Disiplin bisa terhadap diri sendiri, juga terhadap peraturan yang dibuat orang lain. Contoh paling gampang untuk disiplin terhadap diri sendiri itu ya apalagi kalo bukan: disiplin waktu. Bahasa inggrisnya: <i>on-time</i>. Bahasa kerennya: kaga ngaret.<br />
Banyak kan orang yang meremehkan disiplin waktu. Janji ketemu jam 8, jam 8 malah baru bangun tidur. Udah gitu jam 9 baru jalan. Pas ditanya kenapa terlambat, bilangnya jalanan macet. Maksud loe??<br />
Disiplin waktu itu ga susah kok, asal kita punya tekad yang besar. Aku selalu berusaha untuk datang tepat waktu, karena aku ga mau membiarkan orang yang janjian denganku menunggu terlalu lama akibat kecerobohanku sendiri. Hargai waktu orang lain, karena waktu mereka ga cuma digunakan untuk menunggu kita.<br />
Kalau alasan ngaret adalah karena orang yang diajak janjian lebih ngaret lagi, ada 2 alternatif. Pertama, tetep datang on-time, siapa tau mereka tersadar, merasa ga enak, dan akhirnya berubah menjadi tepat waktu. <i>Win-win solution</i>. Kedua, jangan janjian sama orang yang suka ngaret, karena menguras energi dan emosi :(<br />
Disiplin terhadap orang lain itu seperti menaati peraturan lalu lintas, ga anarkis di kendaraan umum, dan masih banyak lagi. Kalau kepikiran yang lain, komen di kolom yang ada di bawah ya, biar aku tambahin disini.<br />
<br />
2. Berintegritas<br />
Apa tuh berintegritas? Tetap melakukan hal yang benar dan sesuai dengan prinsip, meskipun ga ada orang lain yang lihat atau tau. Misal, kamu ketemu dompet dengan banyak uang di dalamnya pas lagi jalan di tempat yang sepi, ga ada orang lain yang lewat. Orang berintegritas ga akan ambil apapun yang ada di dompet itu, tapi malah mencari cara agar bisa ngembaliin dompet itu ke pemiliknya.<br />
Bisa juga saat kamu mengerjakan tugas dari atasan tapi lalu engga disupervisi saat prosesnya. Hal ini ga boleh membuat kamu mengerjakan dengan asal-asalan. Tetap mengerjakan dengan upaya terbaik agar kamu dipercaya dan dapat diandalkan.<br />
Penerapannya masih banyak lagi, tapi intinya tetap berbuat benar dan jujur, dilihat atau ga dilihat orang. Satu prinsip yang aku pegang agar tetep jadi orang yang berintegritas adalah walaupun orang lain ga tau, tapi Tuhan ku tau. Jadi aku harus tetep jujur dimanapun dan kapanpun.<br />
<br />
3. <i>Goes extra miles</i><br />
Memberi lebih. Saat kamu diminta mengerjakan suatu tugas oleh atasanmu, misalnya dalam waktu 1 jam, berilah lebih dengan menyelesaikannya dalam waktu kurang dari 1 jam. Misalnya 45 menit. Atau, saat kamu diminta mencari referensi dan preseden sebanyak 2 lembar, berilah 4 lembar.<br />
Ini membuat kamu terlatih untuk selalu memberi lebih dan mengusahakan yang terbaik. Orang lain juga akan memandang dirimu sebagai orang yang kredibel, dapat diandalkan, dan patut diperhitungkan.<br />
<br />
Untuk menjadi unggul, kita harus mengasihi diri kita sendiri dan mempunyai kesadaran bahwa tidak ada manusia yang sempurna, semua orang punya kekurangan. Orang yang unggul akan melihat kekurangan mereka sebagai bahan yang dapat diubah atau diperbaiki menjadi sebuah kelebihan. Menjadi lebih unggul untuk diri sendiri juga butuh latihan terus menerus agar dapat menjadi kebiasaan dari diri sendiri.<br />
Saat kita memberi dengan upaya yang terbaik dan melatih diri kita, kita akan meraih hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Kita akan menjadi orang di atas rata-rata. Kita akan menjadi unggul dan dihargai oleh orang lain. Kita juga akan menjadi lebih siap jika terjadi situasi tidak terduga dan membuat kita mampu meletakkan batasan agar tau bagaimana harus bersikap dan mengambil keputusan.<br />
<br />
Jangan mau kalah sama orang lain, ayo jadi pribadi yang <i>excellent</i>! :D<br />
Semoga menginspirasi! :)Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-54488096183674473532018-06-06T21:00:00.002+07:002018-06-06T21:00:34.891+07:00when everybody is against youHalo..hari ini aku mau cerita tentang perkembangan dari <i>post</i>-ku sebelumnya yang berjudul <i>'chasing careers'</i>, sambil tetap menyisipkan sudut pandangku. Banyak yang merespon <i>post</i>-ku yang kemarin dengan bilang, <i>"Kamu hebat banget bisa meneguhkan pendirian kayak gitu.."</i> atau <i>"Aku juga lagi mengalami hal itu tapi aku ga seberani kamu.."</i> ya sebenarnya aku pun selama menjalani pilihanku, engga selalu lancar dan bahagia.. karena sejujurnya orang-orang di sekitarku bahkan kedua orangtuaku belum bisa menerima keputusanku. Mereka selalu mengungkit-ungkit hal yang sama setiap ada kesempatan; saat senggang di rumah, saat di meja makan, saat di mobil.. dan mengungkit-ungkitnya jarang berbentuk diskusi. Mereka hanya mengatakan isi pikiran mereka tanpa mau mendengar isi pikiranku, jika berbentuk diskusi pun seringnya berujung dengan pendapatku yang dianggap seperti pendapat orang gila, yang tidak bisa diterima oleh mereka.<br />
<br />
Aku mencoba memahami alasan mereka menjadi seperti itu, ada adikku yang juga sudah bekerja dan mendapatkan gaji yang besar untuk ukuran <i>fresh graduate</i>, lalu saudara-saudari sepupu dari pihak mama yang sebagian besar jauh lebih tua dariku, dan sudah terjun ke dunia karir terlebih dahulu, bahkan anak-anak teman orangtuaku yang dinilai mereka 'sukses'. Belum lagi saat ada om atau tante atau tetangga yang bertanya langsung pada orangtuaku, <i>'Si Christy lagi sibuk apa sekarang? Udah kerja dia?</i>' (nama panggilanku di lingkungan keluarga adalah Christy). Biasanya kalau tante dan om sudah bertanya seperti itu, masalah jadi panjang, karena akan dibahas lagi saat sampai di rumah. Tidak berhenti dibahas karena menurut mereka adalah sebuah dosa besar ketika aku memilih bekerja magang saat aku sudah lulus kuliah, sedangkan orang lain sudah bekerja tetap.<br />
<br />
<i>'Ngapain sih dibela-belain, gaji cuma segitu aja.'</i><br />
<i>'Buru-buru cari tempat lain, ga usah full 4 bulan disana.'</i><br />
<i>'Dari dulu kan udah papi/mami bilang, kerja disana kamu melarat.'</i><br />
<i>'Emang habis magang kamu uda pasti diterima jadi pegawai tetap disana?'</i><br />
<i>'Udah gaji cuma segitu, libur Lebaran pelit banget.'</i><br />
dan masih banyak lagi.. yang inti permasalahannya adalah gaji, dan cukup membuat sedih kalau diketik semua sih.<br />
<br />
Aku sedih dengan pola pikir macam ini, yang <i>money oriented</i>, karena sejujurnya anak muda jaman sekarang, <i>well</i> ya ada beberapa yang engga sih, tapi masih banyak anak muda yang mau kerja demi karirnya tanpa memikirkan berapa yang akan dia dapat nantinya, yang menomorsatukan pengalaman. Bukan karena aku bekerja sebagai <i>intern</i>, dengan uang transport minimalis, lantas aku bekerja seenaknya; datang terlambat, bangun kesiangan, kerja malas-malasan dan tidak pernah selesai, atau memperlihatkan tindakan buruk di kantor. Semuanya perlu dilatih, perilaku <i>professional</i> tidak muncul dalam semalam, dan aku melihat pengalaman bekerja sebagai <i>intern</i> adalah kesempatanku untuk belajar tidak hanya ilmu dalam pekerjaannya, tapi juga belajar melatih diriku untuk menjadi <i>professional</i> dan menyiapkan diri untuk pekerjaan dengan posisi yang lebih tinggi lagi. Memantaskan diri. Karena kesuksesan pasti diraih dengan susah payah kan? Kalau jawabannya tidak, mungkin kalian beruntung dilahirkan di keluarga kaya raya yang hartanya ga habis-habis, yang selalu diberi uang jajan berlebih, yang bisa membeli apa saja yang kalian inginkan, punya <i>gadget</i> terbaru, yang tidak perlu memulai segalanya dari nol.<br />
<br />
Mungkin orangtuaku hanya tidak ingin aku jatuh miskin di kemudian hari, tidak ingin aku gagal, salah langkah. Masuk akal, tapi aku hanya ingin bilang, engga ada yang tau nasib seseorang, bahkan 1 detik setelah ini akan ada apa, engga ada yang tau. Bukan berarti jika aku magang 4 bulan lalu aku akan melarat sampai nanti usiaku 50 tahun. Karena sekali lagi, ga ada yang tau nasib seseorang. Jika aku berusaha dan tekun, pasti hasilnya akan baik, karena hasil tidak akan mengkhianati usaha, dan aku yakin Tuhan juga tidak akan membiarkan aku jatuh terpuruk seperti bayangan orangtuaku.<br />
<br />
Engga bisakah kita melihat sesuatu dari sudut pandang positif? Sudut pandang yang lebih optimis? Apakah ukuran kesuksesan seseorang dilihat hanya dari hartanya? Dari jumlah angka 0 di buku tabungan seseorang? Dari pendapatannya per bulan? Dari frekuensinya jalan-jalan keluar negeri?<br />
Menurutku, kesuksesan seseorang dinilai dari seberapa besar dampak yang ia beri untuk orang di sekitarnya. Dari berapa banyak karya yang dia hasilkan selama hidupnya, dan bagaimana karya itu bisa menginspirasi orang lain. Karena sejujurnya aku engga mau hanya kerja mencari uang uang uang sampai aku mati, tanpa sempat menikmati hidup dengan pandangan yang benar. Orang yang seumur hidupnya mendedikasikan dirinya hanya untuk uang, ibarat hamster yang berlari di roda hamster, yang di ujungnya tergantung makanan, yang sampai kapanpun ga akan bisa didapatkan, kecuali hamster itu berhenti berlari dan mulai memanjat rodanya, sadar apa yang dia lakukan selama ini sia-sia.<br />
<br />
Hari ini aku membaca berita yang cukup menyedihkan, desainer tas Kate Spade meninggal bunuh diri karena depresi. Satu lagi kasus orang terkenal meninggal karena depresi. Beliau tentu saja bisa dibilang sukses, hartanya melimpah-limpah, karyanya dipakai dan disukai banyak orang, tapi tetap saja depresi tidak bisa dihapus dengan uang yang banyak. (Aku tidak berniat menjelek-jelekkan Kate Spade). Mau sampai kapan kita mementingkan harta sampai melupakan kelegaan jiwa kita? Tentu dengan uang yang banyak, kita bisa membeli apa yang kita mau, pergi kemanapun yang kita inginkan, lalu kita akan menjadi bahagia. Tapi kemudian kenyataan kembali menyadarkan kita, <i>'uangku akan habis jika aku memakainya untuk hal seperti ini, aku harus mencari uang lebih banyak lagi!'</i> lalu lingkaran setan itu terus mengintai hidup kita sampai kita mati.<br />
Karena alasan inilah, aku memantapkan pilihanku pada karir, tidak hanya bekerja segala jenis pekerjaan demi uang. Memang uang dibutuhkan untuk hidup, tapi uang tidak menjamin kebahagiaan untuk waktu yang lama, hanya kebahagiaan sesaat dan semu.<br />
<br />
Aku sudah memutuskan pilihanku, bagianku sekarang adalah melakukan yang terbaik di pilihanku, dan aku juga masih membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat. Sekeras-kerasnya dan seteguh-teguhnya pendirianku, aku juga bisa lelah jika orang-orang di sekitarku selalu menjatuhkan. Lelah fisik karena bekerja adalah hal wajar yang bisa dipulihkan dengan beristirahat, tapi lelah batin adalah hal yang membutuhkan pemulihan yang lama, yang tidak bisa sembuh hanya dengan tidur 8 jam sehari.<br />
Jika ada keluargaku yang membaca tulisan ini, aku hanya butuh didukung, bukan disindir, agar aku bisa lebih bersemangat dalam mengerjakan bagianku. Aku akan membuktikan bahwa mengejar karir dan mengerjakan <i>passion</i> bukanlah suatu kesalahan, apalagi sebuah penyebab kemiskinan.Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-1801363506837635272018-05-22T22:30:00.002+07:002018-05-22T22:30:54.321+07:00keeping secrets<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSyBFYpsKJaqR6CTRWD1VYA_dS1VRiyPtlnJAqOBaZnz89G-gz2mN1s5BgmlmNbRdcImmFREc-DpNy3mT-zrvkF4_NYNd7eVGU8c8f3QvrNUJPxtC7mBkmbLIg9pVvqzNlCQNbPii7lsHt/s1600/secret.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="274" data-original-width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSyBFYpsKJaqR6CTRWD1VYA_dS1VRiyPtlnJAqOBaZnz89G-gz2mN1s5BgmlmNbRdcImmFREc-DpNy3mT-zrvkF4_NYNd7eVGU8c8f3QvrNUJPxtC7mBkmbLIg9pVvqzNlCQNbPii7lsHt/s1600/secret.jpg" /></a></div>
<br />
Hai hai, hari ini tiba-tiba aku tergugah untuk menulis seputar tema 'menjaga rahasia'. Menjaga rahasia ini ada macam-macam ya konteksnya, yang mau aku bahas disini adalah konteks menjaga rahasia jika kita dicurhatin teman, atau dikasitau sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan teman kita.<br />
<br />
Teman-teman pembaca pasti pernah curhat atau dicurhatin teman, macam-macam topiknya, bisa tentang orang yang disuka, pacar, masalah keluarga, masalah antar teman, atau sekedar kejadian buruk yang terjadi di hari itu. Sadar ga sih, kita dicurhatin (bukan ngeluh ya, beda) karena mereka percaya sama kita? Percaya apa? Percaya kalau kita mampu menjadi pendengar yang baik dan memahami cerita mereka. Lebih bagus lagi kalau kita bisa jadi penasehat yang meringankan beban mereka. Biasanya ga semua orang bisa gampang percaya sama orang lain ya, jadi kalau isi ceritanya adalah sesuatu yang bersifat privat, misalnya masalah keluarga, atau pacar, mereka ga akan cerita ke orang yang dianggap belum terlalu dekat dengan mereka dan hanya akan bercerita ke orang-orang tertentu yang dianggap sangat dekat. Ini hal yang sering kita lupakan, para pendengar.<br />
Anggaplah teman kita yang curhat itu A, dan teman kita yang lainnya adalah B. Teman kita A bercerita pada kita tentang masalah pribadinya, misalnya dia berantem dengan pacarnya, lalu kita menganggap ceritanya adalah hal yang tidak cukup privat dan akhirnya menjadikan cerita A sebagai bahan obrolan dengan teman kita yang lainnya, si B. Padahal B ga kenal dengan A, atau sebatas tau saja. Ini pasti sering kejadian ya, karena aku pernah berada di posisi A dan B.<br />
<br />
Bagian terburuk dari ilustrasi di atas adalah saat B akhirnya dipertemukan dengan A. Bisa bayangkan apa yang ada di benak B saat bertemu A? <i>'Oh dia kan yang ada masalah sama pacarnya itu..' 'Oh dia kan yang sampe nekad mau bunuh diri gara-gara putus itu kan..'</i> Yaampun, baru aja kenal, <i>image</i> A udah jelek duluan di mata B. Padahal masalah A udah terselesaikan.<br />
Bagian terburuk lainnya adalah saat A heran kenapa jadi banyak orang yang tau masalah pribadinya, padahal ia hanya bercerita padamu. Ingat, sekali cerita itu disebarkan, kemungkinan besar akan lanjut diceritakan ke subjek lainnya, karena mereka menganggap itu bukanlah suatu masalah yang privat (kamu aja cerita ke dia, masa dia gak boleh), dan berakhir menjadi gosip.<br />
Ada jenis orang yang sangat menghargai privasi (seperti aku) dan bisa sangat tersinggung saat ceritanya disebar ke banyak orang yang dianggapnya tidak perlu untuk tau. Akibatnya, ia tidak akan bercerita lagi pada si penyebar berita, dan mencoretnya dari 'daftar orang yang dapat dipercaya' miliknya. Hubungan pertemanan pun merenggang.. :(<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQsHUkgXUPyDp8vo95VtdSPB9pqNkr03Ls2Lz_ZlDtqmDVqmIUsPut4xIknZkNXDYhVu1VDQ15_lgS5_mW2Aoq7CceyakOyGjdfuFmytXpRkC9IRfAL2mhaLoFgiUTZ5NPb30XtfSuhhJ3/s1600/Keeping-secrets.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="438" data-original-width="600" height="233" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQsHUkgXUPyDp8vo95VtdSPB9pqNkr03Ls2Lz_ZlDtqmDVqmIUsPut4xIknZkNXDYhVu1VDQ15_lgS5_mW2Aoq7CceyakOyGjdfuFmytXpRkC9IRfAL2mhaLoFgiUTZ5NPb30XtfSuhhJ3/s320/Keeping-secrets.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Teman-teman, mungkin susah untuk menahan diri jika sudah bertemu dengan sahabat kita, bawaannya ingin cerita apa saja. Saking inginnya mengobrol, semua hal diobrolkan, dari tukang ketoprak yang lewat depan rumah, tren <i>fashion</i> terbaru, sampai cerita-cerita tentang kehidupan dan tujuan hidup pun ikut dibahas. Menurutku, kita boleh saja bercerita macam-macam pada teman kita, tapi jangan sampai kita melewati batas dan mulai membicarakan masalah orang lain, sebuntu apapun obrolan kita. <span style="color: #e06666;"><b>Cerita orang lain yang diceritakan pada kita, biarlah itu kita simpan untuk diri kita sendiri, kita tidak berhak memberitahukannya lagi ke orang lain</b>.</span> Kalaupun ia ingin orang lain tahu, biarlah ia sendiri yang menyampaikan. Sungguh, kita tidak punya hak untuk membeberkan masalah orang lain.<br />
<br />
Tentu ada beberapa pengecualian ya, misalnya teman kita bercerita kalau ia sudah kehilangan harapan hidup dan ingin bunuh diri. Nah kita sebagai teman yang sudah dipercaya olehnya, harus mampu menawarkan bantuan, sekecil apapun itu. Bisa dengan menghubungi pihak yang lebih berpengalaman dalam menangani masalah keputusasaan, sehingga teman kita dapat ditolong.<br />
<br />
Di luar masalah yang ekstrim seperti di atas, masalah lain yang masih dapat diselesaikan baik-baik sebaiknya jangan diceritakan lagi ke orang lain. Selain merusak <i>image</i> dari teman kita yang bermasalah, tanpa sadar kita juga merusak <i>image</i> diri sendiri, dengan menunjukkan bahwa kita tidak dapat dipercaya dan <i>ember</i>. Maaf aku ga terpikir kata-kata lain yang lebih pas untuk menggambarkan orang yang suka membeberkan rahasia orang lain.<br />
Jadilah orang yang bijaksana dalam bertindak dan berbicara, sehingga kamu menjadi orang yang dapat dipercaya oleh orang lain. <span style="color: #e06666;"><b>Karena sesungguhnya orang yang curhat bukan hanya butuh didengar dan dinasehati, tapi juga butuh dijaga rahasianya.</b></span> Kita tidak berhak memberi nilai pada cerita yang kita dengar; di luar pengecualian di atas, semua masalah yang kita dengar adalah hal yang penting dan bersifat rahasia, walaupun di mata kita bukanlah sesuatu yang pantas dirahasiakan.<br />
<br />
Jadilah orang yang mampu menjaga rahasia, apalagi rahasia sahabatmu, karena itu mencerminkan kualitasmu sebagai sahabat yang loyal. Semoga terinspirasi!<br />
<br />
Jika ada komentar atau pendapat lain yang berhubungan dengan topik ini, silahkan tulis di kolom komentar ya! Aku terbuka dengan <i>feedback</i> :DJessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-58889419729546848862018-05-12T22:58:00.001+07:002018-05-12T22:59:20.643+07:00chasing careers<div style="text-align: justify;">
Halo teman-teman, kali ini aku tergerak untuk membagikan isi pikiranku tentang "mengejar karir", mumpung waktunya cocok denganku yang baru lulus kuliah dan sedang berada di masa galau dalam pencarian pekerjaan yang sesuai. Sebelum masuk ke dalam pembahasan yang lebih dalam, kita harus mengerti dulu nih perbedaan antara karir dan pekerjaan, karena sebagian besar orang masih berpikir bahwa kedua hal tersebut adalah sama. Singkatnya, karir itu cita-cita kita, atau tujuan hidup kita dalam jangka panjang, misalnya kita bercita-cita jadi pengusaha hotel atau jadi pemilik restoran. Kalau pekerjaan itu hal yang kita lakukan untuk pihak lain, lalu sebagai gantinya kita akan dibayar. Mengejar karir itu bisa melalui berbagai jalan ya, salah satunya dengan bekerja pada pihak lain terlebih dahulu. Jadi, karir itu sudah pasti melakukan pekerjaan, tapi melakukan pekerjaan belum tentu proses mengejar karir.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku baru lulus kuliah Januari 2018 kemarin, lalu seperti kebanyakan <i>fresh-graduate</i> lainnya, aku mulai mencari pekerjaan. Dari awal aku sudah memutuskan untuk mengerucutkan hal yang menjadi kesukaanku dan membulatkan tekad ingin bekerja sesuai dengan kesukaanku itu; yaitu menulis. Latar belakangku adalah pendidikan arsitektur, yang sebagian besar lulusannya pasti bekerja di biro konsultan arsitektur. Sayangnya, minatku untuk bekerja di konsultan arsitektur tidak sebesar minatku dalam bidang tulis menulis. Dari sana, aku mulai melamar di perusahaan media cetak atau media <i>online</i>, sebagai <i>editor</i> atau <i>content writer, </i>namun tidak membuahkan hasil. Selama 3 bulan lebih aku menganggur, dan hal ini cukup menggangguku. Tekanan sosial dari teman-teman yang sudah mendapatkan pekerjaan, saudara-saudara yang tiap ketemu selalu bertanya <i>'Sekarang kerja dimana?'</i>, bahkan tetangga yang papasan di jalan juga ikut-ikut bertanya hal serupa. Sejujurnya ini masa terberat bagiku, apalagi jika aku bercerita pada orangtua tentang keinginanku untuk bekerja di bidang tulis menulis, responsnya kurang lebih selalu sama, <i>'Untuk apa susah-susah kuliah arsitektur kalau kerjanya ga nyambung?'</i> atau <i>'Memangnya jadi penulis itu bisa mendatangkan uang yang banyak?'</i> ya semacam itu lah, yang intinya meragukan keputusanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGdaohRjv4kvhyphenhypheneRaURlUiN8hJl72ZXJjO0EtKxlIVE8sXfZq_IghCDZOieY81nexprkDGdbahqLAj-YsbrtDwrlb9VBy6Rttud_lo7uZNtI8NshBVV6kwC7ZTsvs20krxY_OvHkafZcDE/s1600/f7e1dacd0349ded56e501e4c9a9b1292-e1493222466594.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="552" data-original-width="564" height="313" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGdaohRjv4kvhyphenhypheneRaURlUiN8hJl72ZXJjO0EtKxlIVE8sXfZq_IghCDZOieY81nexprkDGdbahqLAj-YsbrtDwrlb9VBy6Rttud_lo7uZNtI8NshBVV6kwC7ZTsvs20krxY_OvHkafZcDE/s320/f7e1dacd0349ded56e501e4c9a9b1292-e1493222466594.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di saat harapan mulai menipis, aku hampir menyerah sehingga mulai mengirimkan email pada perusahaan mana saja, termasuk konsultan arsitektur. Pikirku saat itu, lebih baik bekerja dan mendapat penghasilan, sambil menunggu waktu yang tepat untuk memulai karir sebagai penulis, daripada hanya menganggur di rumah. Pada pertengahan April, lamaranku mulai membuahkan hasil. Beberapa perusahaan memanggilku untuk <i>interview</i>, email lamaran kerjaku direspons, salah satunya adalah lamaranku di perusahaan konsultan. Di saat yang bersamaan, email lamaran pekerjaanku sebagai penulis arsitektur pun direspons. Sebut saja perusahaan konsultan ini adalah kantor A, dan kantor penulis arsitektur adalah kantor B. Kantor A menawariku gaji yang cukup untuk seorang <i>fresh-graduate</i>, dengan segala fasilitas dan dana tunjangan, serta kontrak awal yaitu 1 tahun. Kantor B menerimaku sebagai pekerja magang dengan periode belajar 4 bulan, dengan tunjangan transportasi yang bisa dibilang sangat minim.. Disini aku mengalami kegalauan luar biasa, karena merasa nasibku bergantung pada keputusanku. Di satu sisi aku butuh uang karena aku sudah menganggur cukup lama, namun di sisi lain aku juga ingin memperjuangkan karirku sebagai penulis. Teman-teman pembaca pasti dengan cepat akan menyuruhku untuk mengambil tawaran di kantor A, dengan segala kepastiannya, hidupku terjamin selama sekurang-kurangnya 1 tahun ke depan. Orangtuaku pun gigih membujukku untuk memilih kantor A saja, istilah yang digunakan mereka adalah <i>'karena kantor A lebih jelas juntrungannya'</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teman-teman pembaca yang budiman, kalian pasti sudah dapat menebak pilihan mana yang aku ambil. Ya, pada akhirnya aku melepas tawaran dari kantor A dan memilih kantor B. Mungkin kalian berpikir aku bodoh, atau menyia-nyiakan kesempatan, atau <i>settle for less</i>. Tapi aku punya beberapa alasan mengapa aku akhirnya memilih kantor B. Pertama, aku ingin mengejar karir, karena selama ini aku hidup tanpa punya cita-cita yang pasti dan berada dalam lingkaran kebingungan tentang apa yang sebenarnya jadi keahlianku. Saat aku sudah menemukan apa yang benar-benar aku suka dan benar-benar berniat untuk mengembangkannya, aku tidak rela jika harus mengorbankannya. Kedua, tindakanku memilih kantor B bukanlah menyia-nyiakan kesempatan. Justru disaat aku memilih kantor A lah, aku telah menyia-nyiakan kesempatan. Bayangkan, jika aku bekerja di kantor A selama minimal setahun, lalu saat akan berhenti dengan alasan ingin mengejar karir, muncul suara-suara dari sekitarku seperti, <i>'Sayang banget berhenti dari sana, kan kerjaan udah enak'</i> atau <i>'Ngapain berhenti, belum tentu nanti ketemu kantor yang kayak gitu lagi.' </i>yang pada akhirnya akan membuatku tidak jadi berhenti, dan hilanglah kesempatanku untuk memulai langkah awal menjadi penulis. Hal yang sering kita lupakan adalah, <i>'Kalau bukan sekarang, kapan lagi?'</i> sekaranglah waktu untuk mengejar karir, karena <i>'nanti'</i> akan berubah menjadi <i>'tidak akan pernah'</i>. Ketiga, aku ingin bekerja dengan hati dan mencurahkan apa yang benar-benar aku bisa. Aku ingin melakukan apa yang aku suka dan mendapat uang dari sana. Karena fokus utamaku adalah meniti karir, bukan fokus kepada berapa yang aku dapat, lewat pekerjaan apapun. Keempat, karena aku tidak ingin kehilangan diriku sendiri dengan rela dibentuk oleh orang lain. Kelima, aku ingin bekerja dengan bahagia tanpa tertekan karena mengerjakan apa yang aku tidak suka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizUr0etabF9HgxlcJdEYVZllJHQAttINhTWIZ464cbyZEmVWN6smbunOdLeTVzZYVPA2ULihnFqPoyrbsyLVnsto0eqvjqnyKFl_32MVcsCq-yYoVs3Jqto2dck9H9s_fksCABiSkCaWfg/s1600/blog19.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="676" data-original-width="676" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizUr0etabF9HgxlcJdEYVZllJHQAttINhTWIZ464cbyZEmVWN6smbunOdLeTVzZYVPA2ULihnFqPoyrbsyLVnsto0eqvjqnyKFl_32MVcsCq-yYoVs3Jqto2dck9H9s_fksCABiSkCaWfg/s320/blog19.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu jika ada di antara teman-teman pembaca yang saat ini belum berniat fokus pada cita-citanya dan sedang bekerja dengan fokus mencari pendapatan, aku tidak bilang itu hal yang salah, karena hidup juga butuh uang. Tetapi ingatlah untuk mengutamakan kesukaan kita, karena jika kita tekun mengembangkan hal yang kita suka, kita bisa mendatangkan uang dari sana juga lho.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada akhirnya, kita tidak perlu terlalu mendengarkan orang lain jika pendapat mereka tidak memberikan damai sejahtera untuk kita. Karena pilihan kita akan dijalani oleh kita sendiri. Orang lain hanya pemeran tambahan dalam hidup kita dan mereka tidak bisa berjalan dalam sepatu kita. Mungkin kita akan berjuang lebih berat karena pilihan yang kita buat, tapi semuanya akan berharga pada akhirnya. Pengalaman yang kita dapat selama meniti langkah karir adalah hal yang sangat berharga yang tidak dapat digantikan oleh uang. Setidaknya dalam menggapai cita-cita, kita sudah melakukan langkah pertama yang membuat kita lebih dekat dengan cita-cita itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku harap teman-teman yang sedang galau dalam memilih pekerjaan dapat lebih tercerahkan setelah membaca tulisan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jangan menyerah dan kejarlah mimpimu! <i>Have a blessed day!</i> :D</div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-80744075505736809762018-04-04T11:47:00.000+07:002018-04-04T12:36:13.841+07:00i am 23 and Jesus loves me<div style="text-align: justify;">
Hai!!!!! Oke jadi aku baru lihat post terakhirku, ternyata lama juga ya aku engga nulis. Sebenernya pengen nulis dari kemarin-kemarin cuma idenya ganti-ganti terus. Nah karena hari ini spesial, aku harus menelurkan tulisan baru :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz3ni0RzN6v71w7Hcu1voc43AxntGm6raw-xTaNQN_USMo08i_cx8p9b5BNMdAzHs2eGVg0ltk5Z-q0dnmVtT-P8cwBd35Aag_uaec36m822-pjDB4fckusRrJ0b9bTdi8yyJ3UlYJs75k/s1600/17489.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="300" data-original-width="650" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjz3ni0RzN6v71w7Hcu1voc43AxntGm6raw-xTaNQN_USMo08i_cx8p9b5BNMdAzHs2eGVg0ltk5Z-q0dnmVtT-P8cwBd35Aag_uaec36m822-pjDB4fckusRrJ0b9bTdi8yyJ3UlYJs75k/s400/17489.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Happy birthday to me and another 7 million people in the world!</i> Kenapa 7 juta? Karena katanya setiap manusia berbagi tanggal ulang tahun yang sama dengan 7 juta orang lainnya sedunia. Melihat dari judul tulisanku hari ini, aku mau <i>sharing</i> tentang hal-hal yang baik yang disadari maupun tidak disadari yang sudah aku alami selama 23 tahun aku ada di dunia. Pastinya semua hal itu engga lepas dari campur tangan Tuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah merenung, melakukan refleksi diri, kilas balik, dan mengingat momen-momen yang pernah terjadi dalam hidupku, bisa dibilang aku orang yang cukup beruntung dalam beberapa hal. Beberapa yang berhasil kuingat:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">1. Terhindar dari kejahatan</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan sangat sayang aku, karena sampai saat ini aku tidak pernah mengalami hal aneh yang berbau kejahatan, misalnya dirampok, dihipnotis, ditipu, dll. Ya pernah sih dulu waktu SMP aku dikerjai teman-teman laki-laki di kelas, mereka mencampurkan sambal hijau ke air minumku saat satu kelas sedang pelajaran olahraga. Mereka payah dan aku menganggap itu kenakalan masa kecil jadi tidak masuk hitungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu sekali waktu sedang jamannya menipu lewat telepon dengan modus pura-pura memberitakan salah satu anggota keluarga kecelakaan dan butuh uang untuk tindakan operasi, aku pernah dihubungi via telepon rumah oleh bapak-bapak yang bilang kalau papaku kecelakaan. Aku lupa saat itu aku umur berapa, mungkin SD, dan saat itu aku sendirian di rumah. Jadi aku langsung tutup teleponnya dan langsung menghubungi mamaku. Mamaku langsung menghubungi papaku dan papaku akhirnya menghubungi aku dan mengatakan dia baik-baik saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku SMP kelas 2 juga pernah ada kejadian menarik. Dulu aku bimbingan belajar di tempat kursus dekat rumah. Karena jaraknya tidak begitu jauh jadi aku pergi dengan berjalan kaki. Waktu itu juga sedang jaman hipnotis dengan modus menitipkan undangan ke guru atau anggota keluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu itu aku sedang jalan seorang diri lalu ada mbak-mbak di atas motornya yang sedang berhenti di pinggir jalan. Dia memanggil aku, karena aku kira dia mau menanyakan alamat, jadi aku berhenti. Lalu dia mulai bertanya mengenai sekolah, nama wali kelasku, namaku, kelasku, dsb dsb. Aku jawab asal tapi dia selalu mengiyakan jawabanku. Lalu aku berbicara sambil menatap wajahnya yang hanya tampak matanya saja. Dia menggunakan helm dan saputangan untuk menutupi hidung dan mulutnya. Matanya pun berkabut, tidak jernih seperti warna mata orang-orang biasanya. Jadi aku mulai sadar kalau dia tidak beres dan mulai berbicara tanpa memandang wajahnya. Mungkin dia sadar kalau aku tahu dia berniat jahat, jadi dia akhirnya pamit lalu pergi. '<i>Try me!!!!!!!!' </i>batinku sambil tertawa dalam hati.</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">2. Tidak pernah menjalin hubungan cinta</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6UqryYM0wlUiCwmPcRVwBcc8nUXoK_NzU7CLrVSirdBqePKOnhNnxSxNi1cYrQ61eZSgIBGhDtinweEcgwT9VQdHaK_VXHUFilSjv_pfRW4Kw-X7lGqZwdmHFVVXnuZIj0AlKlm8vbPJX/s1600/main-qimg-5905b99fed1fcdae7e4112cfd348d453.webp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="254" data-original-width="360" height="225" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6UqryYM0wlUiCwmPcRVwBcc8nUXoK_NzU7CLrVSirdBqePKOnhNnxSxNi1cYrQ61eZSgIBGhDtinweEcgwT9VQdHaK_VXHUFilSjv_pfRW4Kw-X7lGqZwdmHFVVXnuZIj0AlKlm8vbPJX/s320/main-qimg-5905b99fed1fcdae7e4112cfd348d453.webp" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu mungkin aku merasa rendah diri menjadi satu-satunya perempuan yang belum pernah pacaran diantara teman-temanku yang sudah. Dan merasa diriku tidak menarik di mata laki-laki. Tapi setelah aku pikir-pikir lagi, mungkin memang seharusnya seperti ini, dan aku senang dengan kenyataan bahwa aku tidak pernah merasakan putus cinta yang tidak perlu. Jika ada orang yang mengatakan bahwa putus cinta mendewasakan, mungkin memang iya, tapi menurutku banyak kejadian lain yang bisa mendewasakan juga selain kandasnya sebuah hubungan percintaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika ditanya, <i>'memangnya kamu ga ingin merasakan pacaran?'</i> Aku akan menjawab, <i>'ya ingin, tapi partnernya belum ada. Ga mungkin aku menerima siapapun yang datang kepadaku.'</i> Bruh, aku tidak se-<i>desperate </i>itu. Dan lagi, menurutku pacaran bukan hanya untuk senang-senang, mengisi waktu luang, memenuhi kekosongan di hati, atau supaya ada yang bisa memberi perhatian setiap saat; yang jika ribut sedikit, dengan mudahnya berpisah. <i>BRUH.</i> Apa kerennya punya <span style="color: #e06666;">mantan</span> yang banyak? Apa kerennya punya <span style="color: #e06666;">kegagalan dalam hubungan</span> yang banyak? Menurutku lebih membanggakan menjaga diri seperti ini, dan sibuk mengasah diri lebih baik lagi, agar suatu saat nanti kita bertemu dengan pasangan kita, kita bisa menjadi sepadan satu sama lain. <i>Bro and sis</i>, hidup ini tidak melulu soal hubungan cinta dengan lawan jenis.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="color: #e06666;"><b>3. Baby-faced</b></span></div>
<div>
<span style="color: #e06666;"><b><br /></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZfQL98nh6ZrZeJmwGherA03xjfURa8JoynnOfc7a1jjD-ggFs45q7Wkc_JSn4ZbEfdWJ8DxGZW_PvDn9Z8fD1_3tsG6LuqbpLOE5ntR3cmJ-NhKw8wmQpJXPP1QrUOUZN3-JwH5YaD4xn/s1600/34fd8b3017d22e59a102c2830d374849.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="211" data-original-width="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZfQL98nh6ZrZeJmwGherA03xjfURa8JoynnOfc7a1jjD-ggFs45q7Wkc_JSn4ZbEfdWJ8DxGZW_PvDn9Z8fD1_3tsG6LuqbpLOE5ntR3cmJ-NhKw8wmQpJXPP1QrUOUZN3-JwH5YaD4xn/s1600/34fd8b3017d22e59a102c2830d374849.jpg" /></a></div>
<div>
<span style="color: #e06666;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Ini hal yang paling aku banggakan dari diriku. Menurut orang-orang, wajahku terlihat lebih muda dari usiaku. Bahkan dengan adikku yang hanya selang 1.5 tahun, aku sering disangka adik, dan dia kakaknya. Bagiku adalah sebuah keuntungan memiliki wajah seperti anak-anak. Karena aku bisa bebas memakai baju apa saja, bahkan kaos bermotif kartun pun masih pantas aku kenakan karena wajahku mendukung, dan tetap cocok memakai blus yang feminim.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Wajahku ini juga yang membuatku terhindar dari para sales kartu kredit di mall, ya walaupun begitu aku tetap menjadi sasaran empuk penjual buku voucher 100ribuan, peminta sumbangan untuk acara kemanusiaan atau acara kampus, dan sering dicegat sales tempat kursus bahasa inggris, karena wajahku yang mungkin dipikir mereka mudah untuk dikelabui, ditawari, dan tidak bisa menolak. Jika sudah begitu yang bisa kulakukan adalah pura-pura budeg, pura-pura tidak mengerti bahasa indonesia, atau mengambil LANGKAH SERIBUUU. Alias kabur. Terserah mereka mau menawari siapa saja asalkan bukan aku. Pokoknya jangan aku.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Ini 3 hal yang sangat aku rasakan di usiaku yang ke 23 ini. Terimakasih untuk semua ucapan dan doanya, semua kebaikan kalian akan kembali pada kalian semua juga.</div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Thank you Lord Jesus for taking care of me and loving me and protecting me, everything. I can do nothing without You.</i></div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<i>Have a blessed Wednesday, hope you'll find this feed inspiring! :)</i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-70980034000585249552017-12-14T23:01:00.001+07:002017-12-14T23:02:18.929+07:00alone but not lonely<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjROyn-Q4L-jXHDyxyVd_3xemY4sa3djfgIfabmyxPti6lXAGM8Bxw7pvn_wjCnk7lKoK05LYWKkH4et85mMq4uXk4v978KFFYLq2iiJU1G4nrjOF9cqXqkCog9i6YReXxBc9S9wQWkl9gq/s1600/alone-but-not-lonely-zmensene-1024x680.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="680" data-original-width="1024" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjROyn-Q4L-jXHDyxyVd_3xemY4sa3djfgIfabmyxPti6lXAGM8Bxw7pvn_wjCnk7lKoK05LYWKkH4et85mMq4uXk4v978KFFYLq2iiJU1G4nrjOF9cqXqkCog9i6YReXxBc9S9wQWkl9gq/s320/alone-but-not-lonely-zmensene-1024x680.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Haaaaaaalooooooooo lama banget rasanya aku engga nge-<i>post</i>, nyaris 5 bulan aku engga buat tulisan baru. Kadang-kadang muncul ide menulis tapi bingung gimana mengembangkannya, jadi idenya berakhir tidak tertuangkan deh hehehe. Semoga tulisan kali ini bisa membayar 5 bulan yang kosong ya!</div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kali ini aku mau curahkan pemikiranku tentang topik yang juga menjadi judul tulisanku. <i>'Alone but not lonely' </i>yang mau ku tekankan konteksnya disini adalah '<i>alone'</i> yang maksudnya dalam hal jalan-jalan, atau melakukan sesuatu yang menyenangkan sendiri, misalnya jalan-jalan ke <i>mall</i>, nonton di bioskop, makan di restoran, atau hanya sekedar jalan ke <i>minimarket</i> dekat rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku orangnya sangat menikmati waktu sendiri, waktu dimana aku hanya sendiri, bisa memutuskan aku mau berbuat apa, pergi kemana, beli apa, nonton apa, makan apa, dll tanpa harus menunggu orang lain. Mungkin juga karena aku seorang <i>introvert</i>, jadi aku suka <i>me time</i>. Aku suka saat aku nonton film di bioskop sendirian, atau ketika aku makan di restoran dengan kursi untuk 2 orang tapi hanya aku sendiri yang mendudukinya, buatku hal ini engga jadi masalah. Tapi ada orang-orang yang langsung men-<i>judge</i> orang-orang seperti diriku. Biasanya <i>judgement</i>-nya berupa 'kasihan banget sih sendirian, pasti dia engga punya pacar' atau 'kasihan deh dia sendiri, ga ada teman kali ya?'</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">Aku cuma pengen bilang <i>PLEASE</i>, jangan asal nge-<i>judge</i> karena apa yang kamu lihat belum tentu sama seperti kenyataan. Orang-orang yang pergi sendirian mungkin aja emang ga ada teman atau pacar, tapi bisa juga mereka pergi sendirian karena mereka lebih suka seperti itu, dan bisa aja mereka ternyata uda punya pacar atau punya teman yang banyak, tapi ga bisa ikut pergi. Banyak kemungkinan, dan aku mau tekankan disini kalau ga ada yang salah dengan pergi sendirian, dan juga orang-orang yang suka pergi sendirian bukan berarti hidupnya menyedihkan dan kami juga engga perlu dikasihani :)</span></b></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Dari sekian banyak keseruan yang bisa kamu dapatkan kalau pergi beramai-ramai bareng temen, pergi sendirian juga ngga kalah seru kok. Aku kuliah di luar kota, jadi saat tiba-tiba ingin pergi belanja kebutuhan sehari-hari, atau ingin makan sesuatu yang spesifik, atau ingin nonton film tertentu di bioskop, seringnya langsung mengeksekusi rencana sendirian, karena lebih bebas juga daripada saat di rumah. Beberapa kali aku mengajak teman untuk ikut, tapi sering juga mereka menolak karena sudah punya rencana lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJwPJhyphenhyphen5H7ppoj81LsFULinQ0cdku3zaNTEzffnUvARf7OddJmR6ETTyF0gu25pxaj9XoVJSzI9UPBQ0fTMlcqJ1NXHDoWD_6YS2AVBka45xhTELKwMQU41DPX0_0jXtzLmnTTOZPFpDzM/s1600/salju.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="1280" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJwPJhyphenhyphen5H7ppoj81LsFULinQ0cdku3zaNTEzffnUvARf7OddJmR6ETTyF0gu25pxaj9XoVJSzI9UPBQ0fTMlcqJ1NXHDoWD_6YS2AVBka45xhTELKwMQU41DPX0_0jXtzLmnTTOZPFpDzM/s320/salju.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku nonton bioskop sendirian, aku bisa menonton dengan lebih tenang tanpa harus berdiskusi dengan teman sebelahku, sehingga aku bisa lebih fokus dengan jalan ceritanya. Saat aku makan di restoran sendirian, aku engga perlu sungkan memesan makanan yang aku inginkan, karena tidak perlu musyawarah dulu dengan teman yang kadang memiliki selera makanan yang berbeda, dan bisa langsung pergi setelah selesai makan karena tidak harus menunggu teman yang belum selesai makan. Saat aku jalan-jalan sendirian ke <i>mall</i>, aku bisa memutuskan mau kemana saja tanpa harus meminta persetujuan teman. Intinya aku merasa hidup lebih efisien dan cepat jika dikerjakan sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari semua pendapatku di atas, aku juga masih suka kok pergi, makan, dan nonton bareng teman-teman. Hanya saja di waktu-waktu tertentu aku juga membutuhkan waktu untuk sendirian, tanpa berinteraksi dengan siapapun. Pergi sendirian selalu memberiku hal baru untuk dieksplor, melatih diri sendiri untuk cepat mengambil keputusan, lebih fokus dengan sekitar karena kita tidak perlu terus-terusan mengobrol dengan teman kita, dan melatihku untuk lebih berani karena kita bergantung pada diri sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk teman-teman yang juga suka pergi sendirian, tidak perlu berpura-pura sibuk dengan <i>gadget</i> kita dengan alasan kita tidak ingin terlihat seperti anak hilang. Kalau aku pergi sendirian, aku lebih suka melihat sekitar dan menyimpan <i>gadget</i>ku di dalam tas, begitupula kalau aku sedang makan di restoran sendirian, aku lebih suka memperhatikan sekelilingku, dan hanya mengeluarkan <i>gadget </i>untuk mengambil gambar atau membalas pesan penting. Tidak perlu terlalu peduli dengan apa yang kira-kira orang pikirkan dan tidak perlu merasa menyedihkan jika sedang di luar sendirian, karena pergi sendirian bukan berarti kita kesepian dan ternyata sendirian asyik juga kok!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><span style="color: #e06666;"><b>Have a nice holiday ahead! Merry Christmas! :)</b></span></i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-32442568475889803872017-07-11T14:29:00.003+07:002017-07-11T14:29:31.063+07:00do not lower yourself, be humble instead<div style="text-align: justify;">
Halo, maaf menghilang selama bulan Juni, karena sedang suasana liburan jadi aku terkena <i>writer's block</i> :)) Pagi ini sambil sarapan sendirian, aku mendapat pencerahan tentang apa yang harus aku tulis (akhirnya). Setelah memikirkan apa saja yang mau kujadikan poin penting, aku langsung menyalakan laptopku, daripada keburu lupa :p</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Teman-teman pembaca pasti sudah sangat familiar dengan ajaran tidak boleh sombong, harus rendah hati, dsb. Di sekolah pasti akan selalu diajarkan, baik di pelajaran agama, kewarganegaraan, bahkan di pelajaran bahasa indonesia bagian peribahasa. Tapi apakah kita benar-benar mengetahui diri kita sendiri? Jangan-jangan selama ini apa yang kita pikir adalah tindakan rendah hati, justru menjadi sebuah kesombongan yang tidak kasat mata; <b>rendah diri</b>. Mengapa aku mengatakan bahwa rendah diri adalah bentuk dari kesombongan? Hari ini aku akan berbagi isi pikiranku tentang hal ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnpLwTxjLcim5nk33gFcEki53KTKI2SYrYSKIcQSKheIP12GRcaVoohN4bbBRFYiCOgDts3wxCXmCIET0KtoJn7NuBMQEoDPSrAkxbXMvcNiJLwcVp2s0VKJuEBNX_7vsOuRPFWvsCxyYl/s1600/30a01aa3870c413a4edd0ba6bc810d65--my-friend-friends.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="662" data-original-width="662" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnpLwTxjLcim5nk33gFcEki53KTKI2SYrYSKIcQSKheIP12GRcaVoohN4bbBRFYiCOgDts3wxCXmCIET0KtoJn7NuBMQEoDPSrAkxbXMvcNiJLwcVp2s0VKJuEBNX_7vsOuRPFWvsCxyYl/s320/30a01aa3870c413a4edd0ba6bc810d65--my-friend-friends.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak jarang di dalam pergaulan, kita mendengar teman kita mengucapkan <i>"ah aku mah apa atuh, cuma ...." </i>atau bahkan kita sendiri adalah orang yang suka mengucapkan kalimat ini. Mungkin konteks dan intensinya hanya untuk bercanda, apalagi biasanya setelah kata 'cuma' selalu diikuti oleh kata-kata benda yang lucu. Tapi sadarkah teman-teman, kalau orang yang senang berbicara seperti itu sebenarnya sedang merendahkan dirinya sendiri? Dengan berkata seperti itu, mereka merasa dirinya bukan apa-apa, bukan seseorang yang penting, dan tidak mampu melakukan hal yang hebat. Sama halnya dengan orang yang menurut kita over-rendah-hati, padahal sebenarnya mereka sedang merendahkan dirinya, misalnya <i>"ah rumah besar apanya, ini cuma rumah gubuk kok" </i>padahal rumahnya gedong, atau <i>"ah masa sih aku cantik? kamu lebih lebih cantik" </i>padahal dia memang beneran cantik, atau <i>"sori ya, gue emang begini orangnya dari dulu, suka .... (nyusahin, nyebelin, atau sifat-sifat negatif lainnya, you name it)"</i> yang intinya <i>stating that he can't be changed</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengapa rendah diri adalah bentuk dari kesombongan?</div>
<div style="text-align: justify;">
Tolong digarisbawahi bahwa <b>rendah diri</b> dan <b>rendah hati</b> adalah dua hal yang berbeda. Rendah hati adalah ketika seseorang mempunyai kelebihan baik dalam hal materi, bakat, atau kemampuan, namun tidak menunjukkannya di hadapan orang lain demi mendapatkan pengakuan dan pujian. Rendah diri adalah ketika seseorang merasa tidak memiliki kelebihan apapun dan menyalahkan dirinya atas hal tersebut, sehingga cenderung menutup diri dari lingkungan sekitar dan lingkaran sosialnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-g4gclGc5Jh7U1NMAW3xxwKAgKNnd_EPV-z5JN5eVwj2h8Wo6X3FXvRLfPlEEK7sPJq5eHQmkY04VEy99cYBw5c1DwDObZkArJJPKOVOPWHEhxaGz4huWjyFgn5gsWvq5Ge2KGQhSQFzx/s1600/66c024cb1c33145c5e3aded8dbd4f173--inspiring-quotes-post.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="736" data-original-width="736" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-g4gclGc5Jh7U1NMAW3xxwKAgKNnd_EPV-z5JN5eVwj2h8Wo6X3FXvRLfPlEEK7sPJq5eHQmkY04VEy99cYBw5c1DwDObZkArJJPKOVOPWHEhxaGz4huWjyFgn5gsWvq5Ge2KGQhSQFzx/s320/66c024cb1c33145c5e3aded8dbd4f173--inspiring-quotes-post.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia pada dasarnya diberikan talenta oleh Tuhan yang jumlahnya berbeda-beda tergantung kesanggupannya masing-masing. Ada yang punya banyak talenta dan ada yang punya sedikit talenta. Tugas manusia adalah mengembangkan talenta yang diberikan oleh Tuhan sehingga muncul talenta baru. Dengan merasa rendah diri yang artinya tidak memandang dirinya berharga dan mampu, sama saja kita tidak menghargai pemberian Tuhan. Seseorang tidak mungkin tidak memiliki kelebihan atau talenta apapun, ia hanya belum menemukannya.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">Orang yang merendahkan dirinya sendiri di hadapan orang lain, cenderung mempunyai keinginan untuk disanggah argumennya oleh orang lain, semata karena ingin dirinya merasa lebih baik.</span></b></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Orang yang merendahkan dirinya karena merasa sifatnya sudah mendarah daging dan tidak dapat diubah lagi, juga patut dipertanyakan. Secara tidak langsung mereka sudah merasa tinggi hati sehingga merasa tidak perlu mendengar saran orang lain dan tidak ingin berubah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguaNARlVMq_xJNZbNt1C988Ly4NV0JHaP83yYgjreduUgzCOjc7U8gr_Inee77chuM9ZQ50SI8YP6NMPdkcuNmJi3pS_jqa4bfFYqpccYnhpONE-rT38CSF2K7kRr53cQDjmAmGLC3Iw13/s1600/to-live-a-creative-life-we-must-lose-our-fear-of-being-wrong.-1-300x251.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="251" data-original-width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguaNARlVMq_xJNZbNt1C988Ly4NV0JHaP83yYgjreduUgzCOjc7U8gr_Inee77chuM9ZQ50SI8YP6NMPdkcuNmJi3pS_jqa4bfFYqpccYnhpONE-rT38CSF2K7kRr53cQDjmAmGLC3Iw13/s1600/to-live-a-creative-life-we-must-lose-our-fear-of-being-wrong.-1-300x251.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua orang adalah berharga dan memiliki kelebihan masing-masing. Satu orang tidak dapat dibandingkan dengan orang lainnya karena mereka berbeda. Jika ada orang lain yang memujimu, terimalah dan ucapkanlah terimakasih, karena kamu layak menerima pujian. Jangan menyangkal dengan mengatakan kalimat yang justru kebalikan dari pujian tersebut dan malah membuatmu dikasihani orang lain. Jangan lagi mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkan dirimu sendiri, maknailah setiap kata yang keluar dari mulutmu sehingga memberi dampak positif bagi orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua orang akan terus berkembang, bahkan sampai tua sekalipun manusia akan terus belajar mengenal dirinya sendiri. Karakter negatifmu yang sekarang kamu anggap sudah tidak bisa diubah lagi, pasti masih bisa berubah. Jadilah seseorang yang percaya diri dan tetaplah rendah hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini ada artikel bagus yang bisa dijadikan bahan perenungan, apakah selama ini kita rendah hati atau rendah diri?</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://www.hipwee.com/motivasi/6-hal-yang-sering-kamu-pikir-rendah-hati-padahal-rendah-diri-berhenti-tipu-dirimu-sendiri/">http://www.hipwee.com/motivasi/6-hal-yang-sering-kamu-pikir-rendah-hati-padahal-rendah-diri-berhenti-tipu-dirimu-sendiri/</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga menginspirasi! <i>Have a nice holiday :)</i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-31044894834095146922017-05-25T00:07:00.000+07:002017-05-25T00:07:44.002+07:00understanding friendship<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgJXUvoFlXJhtGkl7mYPDtKEgUwUrnQtoOyPIyHdrvj_BwtN4UtYI3MtQyEXZMKDe25o0J3G3oEXV05Vq08_WJ_eLYuL27BOse0QdjOCaLJgQG8jMNSAxN6oAVk4m52phztWccyI_CWOBN/s1600/e549b140366ed439c6d0ffff96aa676e.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="361" data-original-width="500" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgJXUvoFlXJhtGkl7mYPDtKEgUwUrnQtoOyPIyHdrvj_BwtN4UtYI3MtQyEXZMKDe25o0J3G3oEXV05Vq08_WJ_eLYuL27BOse0QdjOCaLJgQG8jMNSAxN6oAVk4m52phztWccyI_CWOBN/s320/e549b140366ed439c6d0ffff96aa676e.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Hai.. setelah sekian lama absen dari tulis menulis, <i>i finally have something strong enough to make it into a feed.</i></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Hubungan pertemanan itu susah susah gampang, bener ga sih? Biasanya sih orang cenderung akan berteman dengan orang lain yang menurutnya mirip dengan dirinya, atau punya kesukaan yang sama. Tapi yang pasti dari sekian kesamaan itu pasti ada hal-hal yang berbeda, apalagi kalau sudah mengenal teman kita lebih dalam. Semua perbedaan bisa langsung nampak. Khususnya kalau sama-sama perempuan. Biasanya ada seni tersendiri untuk bisa mempertahankan pertemanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin di sosmed banyak <i>feed</i> berupa foto atau status yang menunjukkan betapa akrabnya sepasang atau sekelompok sahabat. Yang suka pergi makan bareng ke restoran cantik yang harga makanannya bikin aku nyipit-nyipit ((karena ga sanggup lihat)), atau yang suka pergi bareng dengan baju-baju yang lagi <i>in</i>, atau sekedar <i>caption</i> ucapan ulang tahun yang penuh dengan emot <i>love</i>, <i>kiss</i>, dan panggilan sayang seperti beb atau <i>honey</i> dan semacamnya. Ga ada yang salah dari ini semua sih, karena setiap orang kan butuh mengekspresikan diri mereka dan butuh hal-hal yang membuat mereka bahagia. Tapi yang aku sayangkan adalah jika pertemanan atau persahabatan sekelompok orang hanya sampai disana. Ibaratnya dari sekian dalam lautan persahabatan dan hal-hal yang sangat banyak dari sahabat kita yang belum kita ketahui, kita hanya berenang di permukaannya. Kita hanya dekat karena kita sama-sama ingin senang-senang, tapi saat salah satu ada masalah, orang yang kita sebut sahabat malah acuh tak acuh terhadap masalah kita. Atau memberi kata-kata yang terkesan formalitas dan basa basi belaka, contohnya <i>'yang sabar ya..' </i>tanpa memberi saran atau solusi sama sekali.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tipe orang yang menghargai persahabatan. Jika aku sedang dekat dengan temanku, aku suka mengetahui keseharian mereka, aku juga suka jika temanku bercerita padaku, karena aku merasa dipercaya. Aku juga ingin selalu <i>keep in touch</i> dengan mereka. Hal yang cukup mengecewakan adalah saat sahabatku tidak bercerita apa-apa padaku, padahal aku tau ia sedang apa-apa, <i>well</i>.. </div>
<div style="text-align: justify;">
Aku juga orang yang suka memberi saran pada teman-teman dan sahabatku, walau kadang tidak secara gamblang karena aku orang yang <i>'gak enakan'.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesuatu yang menyedihkan adalah apabila seorang sahabat pergi karena menganggap sahabatnya terlalu peduli padanya dan ia merasa risih. <i>I mean</i>, ga semua orang punya kualitas seperti itu dalam hal persahabatan, ga semua orang mau peduli dengan orang lain. Menjalin persahabatan juga termasuk <i>relationship</i> dengan orang lain, dan ini ga luput dari perselisihan. Saat terjadi perselisihan dengan sahabat, banyak orang lebih memilih 'kabur' atau diam-diam melupakan tanpa mengungkitnya lagi, tapi ada juga yang dengan jujur mengatakannya. Aku lebih suka tipe kedua, karena dengan mengatakannya, hubungan persahabatan menjadi lebih baik, kita juga lebih paham dengan cara berpikir sahabat kita, dan yang terpenting kita bisa membangun diri kita sendiri. Mengatakan masalah di antara hubungan persahabatan tidak selalu dengan baik-baik, terkadang ada percik amarah yang muncul karena sudah terlalu lelah. Sebelum marah-marah ada baiknya kita memahami bagaimana karakter sahabat kita, karena bukannya alih-alih berbaikan, malah ribut berkepanjangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-lJg4BrBaoxlgqsD0uMFI7oXotYCqAYgQgkIkcrsElDXJssHOLNtoEQgOcF8tIrqAPl-GmW4aQF0AdM_zUKiAGd14j6452Z_EJq4WoV71MnSROQn6KaRrTUmNk8-aRCoZ6IJg4MfSHJWC/s1600/Unique-Friendship-Quote-Understanding-Each-Other.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="768" data-original-width="768" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-lJg4BrBaoxlgqsD0uMFI7oXotYCqAYgQgkIkcrsElDXJssHOLNtoEQgOcF8tIrqAPl-GmW4aQF0AdM_zUKiAGd14j6452Z_EJq4WoV71MnSROQn6KaRrTUmNk8-aRCoZ6IJg4MfSHJWC/s320/Unique-Friendship-Quote-Understanding-Each-Other.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjalin persahabatan tidak hanya senang-senang bersama, tapi juga saling menegur, mengingatkan, dan membangun satu sama lain. Disinilah letak pengertian itu ada. Disaat sahabat kita menasehati kita, kita harus mendengarkan dan mempertimbangkan nasehatnya, tidak perlu melakukan semuanya jika kita menganggap nasehatnya tidak cocok dengan situasi kita, namun dengan nasehatnya, kita bisa melihat dari sudut pandang lain yang bisa mempengaruhi keputusan akhir kita. Semua nasehat yang sahabat kita berikan, harus kita pahami bahwa itu adalah bentuk dari kepedulian mereka terhadap kita, bahwa mereka tidak ingin kita salah langkah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika kita berada di sisi yang memberi nasehat pada sahabat kita, pahamilah bahwa adalah wajar jika tidak semua nasehat kita akan dilakukan olehnya, karena masing-masing orang mempunyai cara mengambil keputusan yang berbeda. Tapi, akan ada saat dimana sahabat kita tidak sedikitpun mendengarkan kita, yang bisa berujung pada hal yang tidak diinginkan. Jika hal ini sudah terjadi, hiburlah mereka, dan jangan kapok untuk terus peduli pada sahabat kita :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir kata, semua tulisan ini terinspirasi dari pengalaman pribadi, dan selalu menjadi pedang bermata dua untukku. Untuk semua pembaca tulisan ini, aku harap hubungan persahabatan kalian selalu dipenuhi dengan hal-hal bermakna. Persahabatan tidak hanya bicara soal hubungan yang membahagiakan, tapi juga hubungan yang berjarak, bagaimana kita mengakrabkan diri dengan sahabat kita kembali, itulah hal yang paling berharga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<i><span style="color: #e06666;"><b>"Friendship is love with understanding."</b></span></i></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Always pray for your bestfriends! Cheers :D</i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-5649685102363027352017-04-12T18:22:00.002+07:002017-04-12T18:25:03.839+07:00listen more, talk less<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5vz1UTkIFhepzKH5iwxMMKAKqbGAIHkTfItbSdLpWM5dIRtZDCWmUc5SiLkmDwqEvyGrfWrvGYyuy5gJsqavdPtItu7AXTyorrgEhI_ETQNORC1n8OEStTcuZP8Zm6UJJ_JAlN0U2hN8x/s1600/6314325249_eefe9365d9_b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5vz1UTkIFhepzKH5iwxMMKAKqbGAIHkTfItbSdLpWM5dIRtZDCWmUc5SiLkmDwqEvyGrfWrvGYyuy5gJsqavdPtItu7AXTyorrgEhI_ETQNORC1n8OEStTcuZP8Zm6UJJ_JAlN0U2hN8x/s320/6314325249_eefe9365d9_b.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo! Ini tulisan pertamaku di bulan April. Cukup lama aku kepikiran tentang topik ini. Karena begitu banyak kejadian serupa terjadi di lingkaran pertemananku, akhirnya aku putuskan untuk menuangkannya dalam blog. Kalau ada kesamaan jalan cerita, mohon jangan tersinggung apalagi marah ya, karena maksudku untuk <i>sharing</i>, bukan <i>attacking</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Judul kali ini adalah <i>listen more, talk less</i>. Pasti para pembaca udah familiar sama <i>quote</i> ini ya, artinya banyaklah mendengar, sedikitlah berbicara. Fenomena apa sih yang terjadi di sekitarku sampai aku mengangkat quote ini menjadi judul tulisanku? Yaa, jadi akhir-akhir ini aku <i>ngeh</i> aja kalo banyak orang yang gak mau mendengar tapi banyak ngomong (aku salah satunya lol), mungkin karena merasa pengetahuannya luas, jadi kita ingin membagikannya ke orang lain. Aku ga bilang ini salah sih, tapi saat diberitahu orang lain kita merasa diserang, gak terima, atau gak mau kalah, ini yang jadi salah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzwnM90r4Zh4cxAnJIh_3GTYQzn03o9-9fmompXh1kVvw-rGLXeaydBoC1inecGZJ3wXAKR0z44YeB-ARvhDYTv6QWBU8aTim_N5lLiyk7JgXkfbKig5k_bp9-Ue_w9GZqP8k_layBSjvl/s1600/e2523309b84ac7ce87ba14edeb90058d.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzwnM90r4Zh4cxAnJIh_3GTYQzn03o9-9fmompXh1kVvw-rGLXeaydBoC1inecGZJ3wXAKR0z44YeB-ARvhDYTv6QWBU8aTim_N5lLiyk7JgXkfbKig5k_bp9-Ue_w9GZqP8k_layBSjvl/s320/e2523309b84ac7ce87ba14edeb90058d.jpg" width="213" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa poin yang aku simpulkan dari topik ini, diantaranya:</div>
<br />
<i><b><span style="color: #e06666;">1. We listen only to what we want to listen</span></b></i><br />
<i><b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></i>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOnB6qFacNrSgRV31t7qYzzJVCkeoKLHx1_kmvJJmopFFgh-FR_kGHpGVbEr7VjgQge28ZJcH98sunFmBG6j9_6XzkQy4PcWH0T86l-53ZA0e8QLnP_-2QH9dBX53VDcyKMJ0WNVwZjTHf/s1600/barriers-to-effective-listening-5-638.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOnB6qFacNrSgRV31t7qYzzJVCkeoKLHx1_kmvJJmopFFgh-FR_kGHpGVbEr7VjgQge28ZJcH98sunFmBG6j9_6XzkQy4PcWH0T86l-53ZA0e8QLnP_-2QH9dBX53VDcyKMJ0WNVwZjTHf/s320/barriers-to-effective-listening-5-638.jpg" width="320" /></a></div>
<i><b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></i>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya apa? Jadi ini respons alami setiap orang yang dilakukan tanpa sadar, menyortir apa yang orang lain katakan padanya, dan hanya setuju pada pernyataan yang menurutnya benar saja, atau yang menyenangkan hatinya saja. Ini hal yang baik sebenarnya, karena kita kan tidak perlu mendengarkan hal-hal yang menurut kita tidak berguna, tapi jangan sampai respons ini menjadi berlebihan hingga tertanam menjadi karakter.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk sesuatu yang bersifat kritik atau saran misalnya, jika kita tidak menyukainya, sejujurnya ada yang salah dalam diri kita. Mungkin ini masalah <i>pride </i>dan<i> ego</i>, yang membuat kita tidak bisa menerima kritik. Orang dengan karakter seperti ini jika dikritik biasanya hanya akan diam, pura-pura tidak mendengar, langsung <i>badmood</i>, atau langsung mengklarifikasi. Padahal, jika kita merendahkan hati dan mau mendengar, kritik dan saran dapat sangat membantu dan mengarahkan hidup kita. Jika kita dikritik atau diberi saran, kita bisa menerimanya dan menyaringnya kemudian, tidak serta merta menunjukkan sikap tidak suka dan penolakan. Siapa tahu, kita yang memang keliru tapi tidak menyadarinya, sehingga kita dikritik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">2. Orang-orang mendengar bukan untuk memahami dan mencerna, tapi untuk membalas</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiamEMGhIAsGnbCFiNU9R8a3ECb-eikGF3fdQzekZWzK4vCZsc2GVOPDXRjbU6IhaZqRH-y2BbFjITzb2nGtuEe9VFhoplwmXABxA1JKjtMs7KQy4Bd1iXcQIge8X_whaWid0ZuhhZ5Pjj5/s1600/The-biggest-communication-problem-is-we-do-not-listen-to-understand.-We-listen-to-reply.-370x208.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiamEMGhIAsGnbCFiNU9R8a3ECb-eikGF3fdQzekZWzK4vCZsc2GVOPDXRjbU6IhaZqRH-y2BbFjITzb2nGtuEe9VFhoplwmXABxA1JKjtMs7KQy4Bd1iXcQIge8X_whaWid0ZuhhZ5Pjj5/s320/The-biggest-communication-problem-is-we-do-not-listen-to-understand.-We-listen-to-reply.-370x208.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa kubilang ini menjadi penyakit menahun banyak orang. Saat sahabat kita bercerita sesuatu yang privat kepada kita, misalnya tentang kisah cintanya, atau masalah keluarganya, kita cenderung mendengarkan sambil menyusun kalimat seperti apa yang harus kita lontarkan untuk merespon kisahnya. Padahal saat kita melakukan ini, mungkin saja kita melewatkan detail kecil dalam cerita sahabat kita, karena terlalu sibuk menyusun respon. Sebenarnya sebagian besar orang yang bercerita hanya butuh didengarkan. Biasanya sih, saran yang kita berikan juga pasti akan dipikirkan lamat-lamat oleh sahabat kita dan berakhir dengan tidak dilakukan, atau malah melakukan sesuatu yang berlawanan dengan yang kita sarankan. Karena pada dasarnya, mereka yang curhat hanya ingin didengar, berbagi beban pada orang lain yang dianggap dekat. Saran yang tidak berkenan biasanya tidak akan digubris, kembali lagi pada poin 1 :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kasus ini ga hanya terjadi dalam hal curhat antar sahabat, tapi juga disaat kita dikritik dengan kritikan yang tidak bisa kita terima. Biasanya kita akan langsung sibuk memikirkan fakta apa yang harus kita lontarkan, terkait karakter atau keadaan kita yang tidak memungkinkan untuk diubah lagi. Aku mempunyai teman seperti ini, yang tidak mau diberitahu dan merasa paling benar. Sebenarnya sifat seperti ini melelahkan orang lain, apalagi orang lain yang benar-benar peduli terhadap hidup kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<b><span style="color: #e06666;"><i>3. Listening = Learning </i></span></b><br />
<b><span style="color: #e06666;"><i><br /></i></span></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtoo61xtmzSiJzi9_Cckyg0f6WyqBidL9hTDg_b_WIQkTSQdzt4-TV75IBIamd8EZfx3cupZdT0ffoYoV9y6VewWI46Gb8xik6xbxlXmg_YjlSFIYZZj18h-uVevLypH4VzSWWUCMsh-b_/s1600/a0085a5108aa211f9769138291d94f8f.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtoo61xtmzSiJzi9_Cckyg0f6WyqBidL9hTDg_b_WIQkTSQdzt4-TV75IBIamd8EZfx3cupZdT0ffoYoV9y6VewWI46Gb8xik6xbxlXmg_YjlSFIYZZj18h-uVevLypH4VzSWWUCMsh-b_/s320/a0085a5108aa211f9769138291d94f8f.jpg" width="228" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan lebih banyak mendengar, kita bisa tahu lebih banyak, entah itu wawasan baru, atau kisah hidup orang lain. Maka dari itu, kita memiliki 2 telinga yang selalu terbuka dan 1 mulut yang tertutup.</div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="color: #e06666;"><b><i>"Open your mouth only if what you are going to say is more beautiful than silence."</i></b></span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Mudah sebenarnya untuk mendengarkan, asal kita merendahkan hati, gengsi, harga diri, dan ego kita. Karena dari setiap hal yang kita dengar, pasti ada sesuatu yang bisa kita ambil untuk dijadikan pelajaran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bila ada yang ingin menanggapi dan merespons, silahkan tulis di kolom komentar ya! :D</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga menginspirasi. <i>Have a nice day :3</i></div>
<br />Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-54317716072329523802017-03-28T00:27:00.002+07:002017-03-28T01:19:46.979+07:00filthy language<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo, gak terasa kita sudah sampai di penghujung bulan ketiga di tahun 2017. Kali ini aku mau membahas tema yang cukup serius tapi sering diabaikan oleh kebanyakan orang, yaitu <i>filthy language</i>. Apa sih arti <i>filthy language</i>? Kalau menurut hasil <i>googling</i>, <i>filthy language</i> itu kata-kata makian. Yang termasuk ke dalam kata-kata makian itu banyak, kata-kata yang bermakna kasar, tidak sopan, sumpahan, makian, kata-kata jorok, kata-kata bermakna vulgar, dan kata-kata yang bermaksud mengutuk (<i>cursing</i>). Gak perlu lah ya aku sebutin disini contoh kata-katanya seperti apa, pembaca pasti langsung terbayang maksudku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgSGvbyw-XTzCUOwHIKbJjl4ywHFHk52HMwDBjcHDFsoO-J8Jan-D2OXcc_pRLClrqr0zh6SDl4YueWqc6lQ744d4D03r-sOZgqLPAIuUDxK4OQW3YTBkdRz_whniId1FOxnE0oFSb0PfD/s1600/944257.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgSGvbyw-XTzCUOwHIKbJjl4ywHFHk52HMwDBjcHDFsoO-J8Jan-D2OXcc_pRLClrqr0zh6SDl4YueWqc6lQ744d4D03r-sOZgqLPAIuUDxK4OQW3YTBkdRz_whniId1FOxnE0oFSb0PfD/s320/944257.png" width="284" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam pergaulan di kalangan remaja dan dewasa muda, pasti pembaca gak asing lagi dengan kata-kata kasar karena sudah sering mendengarnya diucapkan oleh teman-teman, atau bahkan pembaca sendiri sudah sering menggunakan kata-kata sejenis. Mengapa aku katakan ini tema yang cukup serius tapi sering diabaikan? Karena sebagian besar orang berpikir mengucapkan makian adalah hal yang wajar, padahal sebenarnya tidak. Bagi orang-orang yang tidak memakai kata-kata kasar dan makian dalam percakapannya, mendengar kata-kata tersebut dari orang lain benar-benar membuat telinga panas lho.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Namanya juga anak muda, wajar lah ngomong gitu."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Biasa aja kali ngomong gitu doang, yang lain juga sering."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Uda kebiasaan dari dulu."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Gw ikut-ikutan temen-temen gw aja."<br />"Makian uda jadi darah daging dan identitas gw."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Kalo ga ngomong gitu rasanya ada yang kurang."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Biasalah cowok mah emang suka ngomong kayak gitu."</i></div>
<div style="text-align: justify;">
Kira-kira begitu respon orang-orang kalau ditanya perihal bahasa kasar. Kalau dipikir-pikir, kebanyakan orang mengucapkan kata-kata kasar karena kesal atau kaget. Ada juga yang setiap bicara selalu menambahkan kata-kata seperti itu di awal atau akhir kalimatnya, semacam sudah menjadi kebiasaan.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="color: #e06666;"><b>Sebenarnya apa yang kita ucapkan merupakan cerminan dari isi pikiran kita. Jika yang kita ucapkan adalah kata-kata yang baik, berarti isi pikiran kita baik. Sebaliknya, jika yang kita ucapkan seringnya adalah makian dan kata-kata kasar, <i>it means something is wrong with your mind.</i></b></span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Menggunakan kata-kata tersebut gak berarti apa-apa dan gak akan bikin keren,.Malah memberi kesan kasar dan tidak sopan. Lantas gimana caranya menghentikan kebiasaan berbicara kasar? Satu-satunya cara adalah mempunyai pengendalian diri yang baik. Pengendalian diri yang baik dimulai dengan pengertian yang baik. Dulu saat kelas 6 SD aku termasuk orang yang suka bicara kasar, karena diajari oleh teman sebangku yang bandel. Tapi saat masuk SMP, aku mulai berpikir bahwa bicara kasar hanya akan merusak citra diriku. Masuk perguruan tinggi, aku diajarkan oleh teman-teman komunitas untuk memperkatakan hal-hal yang membangun, karena ucapan tidak hanya cerminan pikiran kita, tapi juga doa. Bagaimana bisa maju jika yang diperkatakan adalah kata-kata tidak berguna? Teknik paling manjur untuk menahan diri agar terhindar dari mengucapkan kata-kata kasar adalah berpikir dahulu sebelum berbicara, atau jaman sekarang <i>chat</i>.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><i><span style="color: #e06666;">"Choose your words wisely, put your brain in gear, before you put your mouth in action."</span></i></b></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Kata-kata makian tidak hanya yang bunyinya kasar lho, tapi juga yang membawa-bawa Tuhan, misalnya goddamnit, atau yalord. Kata 'anjir' juga menurutku adalah kata yang tidak pantas diucapkan. (Aku tidak pernah mengucapkannya lho, serius!) karena menurutku itu plesetan dari kata kasar kebun binatang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzojIxWWQg4dG1Vs8VbaFdiTGY3YENlaKzubUAz3PahSrl1xxkvTvjFPsoSF8AlilWNRKB6GRX9f6eeQgy2h6kUHJRYsvTb-99DdVaU-AHyPJmPAX7o6rHg6U81O6PmL0o7YducK4t6glt/s1600/5068ac6ca934bcedd18f61363dc25781.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzojIxWWQg4dG1Vs8VbaFdiTGY3YENlaKzubUAz3PahSrl1xxkvTvjFPsoSF8AlilWNRKB6GRX9f6eeQgy2h6kUHJRYsvTb-99DdVaU-AHyPJmPAX7o6rHg6U81O6PmL0o7YducK4t6glt/s320/5068ac6ca934bcedd18f61363dc25781.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa orang jatuh ke dalam kebiasaan berkata-kata kasar karena terbawa oleh teman sepermainannya. Menurutku, saat berada dalam kelompok pertemanan, kita tidak harus kok menerima semua yang ditawarkan oleh teman-teman kita, termasuk jika mereka sering berkata kasar. Kita bisa lho tetap menjaga ucapan kita dan justru memberi contoh pada teman-teman kita kalau kita masih bisa terlihat keren dan gaul tanpa harus mengucapkan makian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku harap tulisan ini bisa menjadi bahan perenungan dan pertimbangan untuk teman-teman yang sering mengucapkan makian. <i>Euphemism</i> terkadang menjadi solusi yang ditawarkan untuk orang-orang yang sulit melepaskan kebiasaan memaki. <i>Euphemism</i> adalah mengucapkan kata lain sebagai ganti kata yang dianggap kasar, agar lebih enak didengar. Mungkin bagi sebagian orang ini sudah menjadi solusi final, tapi menurutku <i>euphemism</i> akan sama hasilnya dengan 'anjir', yaitu kita menggantikan kata 'anj***' dengan kata lain yang mirip, yang maksudnya tetap untuk memaki.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="color: #e06666;"><b>Jika kita bisa berhenti memaki, mengapa harus lanjut memaki? Walaupun itu dengan kata-kata yang sudah dibungkus cantik dengan kata plesetan.</b></span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Mulai hari ini, mari kita belajar untuk memperkatakan hal-hal yang positif dan bermanfaat. Semoga menginspirasi! <i>Have a nice day</i> :D</div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-1727328341160536692017-03-15T01:10:00.002+07:002017-03-15T19:57:25.200+07:00respect the inferior<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjhTa3olluaTf_PX32jUnJdabPdwsY3hdamIExEVijMkWPZRJw_5JKMMfvumxndfkaVTykPhy2FwBXqC936xWIqcn9IZkfGFF5Pz3Rc3TrVjUskPX6qvcSW2LQdHXOdhuSOAtDI8zdyQi8/s1600/got-respect-300x172.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjhTa3olluaTf_PX32jUnJdabPdwsY3hdamIExEVijMkWPZRJw_5JKMMfvumxndfkaVTykPhy2FwBXqC936xWIqcn9IZkfGFF5Pz3Rc3TrVjUskPX6qvcSW2LQdHXOdhuSOAtDI8zdyQi8/s1600/got-respect-300x172.png" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo, hari ini aku tergelitik untuk membahas tentang <i>honor</i> dan <i>respect</i>. Apa bedanya? Kalau kita cek di <i>google translate</i>, artinya sama-sama menghormati sih. Tapi aku mau tekankan bahwa menghormati antara <i>to honor</i> dan <i>to respect</i> itu berbeda. <i>To honor</i> itu menghormati karena jabatan, usia, kedudukan, jasa, dan sejenisnya, singkatnya menghormati seseorang atas apa yang menempel padanya, atas apa yang telah ia perbuat, atas prestasinya, atau atas keberhasilannya. Sedangkan <i>to respect</i> itu menghormati terlepas dari segala embel-embel yang aku sebutkan di atas. <i>To respect</i> berarti menghormati seseorang karena dirinya sendiri sebagai seorang individu, tidak peduli orang tersebut kaya atau miskin, pernah berbuat baik padamu atau tidak, memeluk agama yang sama atau tidak, berasal dari ras atau keturunan yang sama atau tidak, pekerjaannya tinggi atau tidak, <i>respect</i> sebaiknya diberikan sama rata pada semua orang. Kali ini aku akan membahas lebih jauh dari segi pekerjaan dan status.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dekat tempat kost ku ada sebuah supermarket. Aku lumayan sering berbelanja disana, jadi aku menyadari jika ada perubahan sedikit saja dalam penataan <i>layout</i> toko, mbak-mbak kasir yang sekedar berpindah posisi kasirnya, atau jika ada mbak kasir yang baru mulai bekerja. Awal-awal aku berbelanja disana, aku tidak pernah menatap mata mbak kasir saat ia mengucapkan terimakasih. Lalu aku berpikir, aku saja kalau sedang berbicara dan tidak ada yang perhatikan, rasanya kesal dan sedih. Apalagi mbak kasir? Yang setiap harinya melayani puluhan bahkan ratusan pembeli, mengucapkan terimakasih sambil menatap ke arah pembeli tapi pembeli hanya menatap ke arah bawah tanpa menghiraukan mbak kasir. Lama kelamaan aku sadar ada perubahan pada pelayanan kasirnya, mereka menyilangkan sebelah tangannya di dada sambil mengucapkan terimakasih plus dengan seyuman. Sejak saat itu aku selalu menatap balik mbak kasir lalu mengucapkan terimakasih kembali, aku ingin mbak kasir merasa bahwa masih ada yang menghargai dia yang berprofesi sebagai kasir supermarket.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCaCdbvQZnUruWZf18zmkCFQo3BEpv0pag_73i0TG_vQo6Svi6ejamZzRMfquQjbi8_m8vvpmGkaIT2bwoXImPfkVDssuBZ2MNEYjoP7IK_Akeq17iYbg3qzV02GZwulzd6ChLmjpEpR8v/s1600/636018056644175623-763602300_cashier+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCaCdbvQZnUruWZf18zmkCFQo3BEpv0pag_73i0TG_vQo6Svi6ejamZzRMfquQjbi8_m8vvpmGkaIT2bwoXImPfkVDssuBZ2MNEYjoP7IK_Akeq17iYbg3qzV02GZwulzd6ChLmjpEpR8v/s320/636018056644175623-763602300_cashier+1.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari cerita singkatku di atas, aku ingin kita semua mulai menaruh respek pada orang-orang yang selama ini kita anggap mungkin kelasnya lebih rendah dari kita, yang bekerja sebagai kasir supermarket, tukang ojeg, tukang pecel lele depan rumah, <i>officeboy</i> di <i>mall</i>, pekarya di kampus, sopir, bahkan asisten rumah tangga. Dengan menatap mata mereka saat berbicara, mengucapkan terimakasih jika sudah dibantu, menyemangati pekerjaan mereka, meminta tolong dengan sopan tanpa terkesan <i>bossy</i>, pokoknya menganggap keberadaan mereka dan memosisikan diri dengan kedudukan yang sama. Karena mereka sama saja seperti kita, sama-sama manusia berakal budi dan berperasaan, yang kebetulan nasibnya mungkin tidak seberuntung kita. Mungkin menaruh hormat pada orang yang kaya, yang berjasa, atau yang berkedudukan tinggi rasanya mudah dilakukan dan otomatis tersistem di dalam pikiran kita. Namun, menaruh respek pada orang dengan 'kelas' yang kita anggap berada di bawah kita terkadang membuat kita berpikir dua kali. Butuh pemahaman bahwa terlepas dari pekerjaan mereka dan status pendidikan mereka, mereka adalah sama seperti kita. Jadi, perlakukanlah mereka sama dengan teman-teman kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa kali aku datang ke kampus, dan terpaksa melewati lantai yang sedang dipel oleh petugas kebersihan. Rasanya <i>guilty</i> luar biasa, apalagi jika aku ingat kalau sepatuku sedang kotor-kotornya karena hujan atau habis menginjak kubangan air. Biasanya aku akan bilang <i>'permisi ya pak'</i> atau <i>'maaf ya pak jadi ngotorin'</i>, intinya menegur petugasnya. Lagi ngepel tapi diinjak-injak oleh sepatu yang kotor pasti sebal rasanya, karena aku sendiri sebal kalau hasil kerjaku diacak-acak orang lain. Pak petugasnya juga pasti akan lebih senang, setidaknya mereka akan membersihkan kembali jejak kotor kita dengan perasaan yang lebih tenang karena ada yang menganggap pekerjaan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Intinya adalah menghargai keberadaan mereka dan perasaan mereka. Walaupun bagi kita tidak berarti apa-apa dan tidak membawa dampak besar dalam hidup kita, ucapan terimakasih atau sekedar meminta dengan sopan dan dengan senyuman, bisa mengubah mood mereka seharian loh.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<i><b><span style="color: #e06666;">They are happy because somebody finally notice and acknowledge them as a person, not because of what they have or what they do.</span></b></i></blockquote>
Dengan memperlakukan mereka dengan hormat, mereka pasti akan lebih menghormati kita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa <i>'untuk mendapatkan penghormatan, kita harus menghormati terlebih dahulu.' </i><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga menginspirasi! <i>Have a nice day! :)</i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-7992216647752559102017-03-13T21:45:00.003+07:002017-03-13T23:52:05.749+07:00how people should think about relationship<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Halo, akhirnya ada juga tulisan yang dilahirkan setelah sekian lama nggak ngepost. Akhir-akhir ini aku banyak ngobrol dengan banyak orang tentang hubungan pacaran, bagaimana sudut pandang mereka, dan tujuan mereka dalam berpacaran. Tentu setiap orang punya pandangan masing-masing ya soal hal ini, aku nulis ini bukan bermaksud 'menyetir' setiap pembaca untuk punya prinsip yang sama denganku, aku disini mau <i>share</i> isi pikiranku aja. Jadi mari dibaca dan dicerna dengan pikiran dan perasaan terbuka. <i>No hurt feelings</i> :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdXoN484nZowYkxWzfY3OA9rH7P5vlG6TuiMcVCz5osdE2wxipkIDnXhXTJ0lp5e4vZ3s_xtiW34PJUXUxaIt0vCb86voQ2KsTkchFN3dvSuYHeQwI4Z50t6HZQUesh9Mhj-QeV-JYqxgC/s1600/16832193_10154253090162371_2800960401471696400_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhdXoN484nZowYkxWzfY3OA9rH7P5vlG6TuiMcVCz5osdE2wxipkIDnXhXTJ0lp5e4vZ3s_xtiW34PJUXUxaIt0vCb86voQ2KsTkchFN3dvSuYHeQwI4Z50t6HZQUesh9Mhj-QeV-JYqxgC/s320/16832193_10154253090162371_2800960401471696400_n.jpg" width="235" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tujuan pacaran tuh apa sih sebenarnya? Setelah aku mengalami ((pahit manisnya)) hubungan dengan lawan jenis, aku jatuh pada kesimpulan bahwa tujuan pacaran satu-satunya adalah untuk menikah. Pembaca pasti berpikir, ada pasangan yang hubungannya langgeng aja tuh, padahal kalau ditanya, 'mau dibawa kemana hubungan ini?' jawabannya ga jelas dan ga ada pasti-pastinya, yaitu 'jalanin dulu aja'. Jujur, dulu aku berpikir pacaran bisa dimanfaatkan untuk <i>killing time</i>, mengisi kesepian, menepis kebosanan, dan ya biar keren aja; ga jomblo. Tapi kemudian aku sadar bahwa pacaran yang model begitu ga akan membuat kita bahagia lama-lama. Mungkin awalnya manis, tapi lama-lama jadi hambar dan ga ada artinya. Ujung-ujungnya kita hanya akan merasakan patah hati yang ga perlu, karena ga bisa melangkah maju dengan hubungan itu. Masa selamanya kita mau pacaran melulu sama pasangan kita? Untuk menikah pasti banyak hal yang harus kita pertimbangkan dari pasangan kita, kalau dirasa memang gak bisa dibawa ke pelaminan, untuk apa dilanjutkan?</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mungkin ada kenalan pembaca, atau pembaca sendiri yang berhubungan selama bertahun-tahun tapi merasa hubungannya hanya jalan di tempat. Sudah saatnya mulai memikirkan hubungan yang jangka panjang dan bukan untuk sekedar senang-senang dan supaya ada yang memperhatikan 24 jam, atau lebih parahnya urung berpisah karena hubungan yang sudah lama dibina. Pacaranlah saat kedua pihak sudah merasa utuh dan dewasa, dalam arti tidak pacaran karena merasa kesepian. Aku pernah membaca sebuah tulisan di blog, yang mengatakan bahwa pacaran saat kedua pihak merasa kesepian akan menghasilkan hubungan yang penuh dengan kecurigaan dan sifat yang posesif. Pacaran tidak sesimpel saling suka lalu jadian. Pacaran seperti ini akan menuntun kita pada akhir yang tidak menyenangkan. Beberapa kenalanku ada yang sering gonta-ganti pasangan, dan bangga karena mempunyai mantan yang banyak. DUH *facepalm* Kita ga seharusnya bangga jika mempunyai mantan yang banyak, karena mempunyai mantan yang banyak berarti bukti bahwa kita tidak mampu dan gagal dalam menjalani hubungan pacaran dengan baik. Mengapa tidak mampu menjalani hubungan pacaran dengan baik? Karena tujuan pacarannya hanya main-main, mengisi waktu luang, dan berprinsip 'jalanin aja dulu'. <i>As simple as that. </i>Karena berprinsip seperti itu, saat masalah datang, dengan gampangnya 'putus' menjadi solusi bagi berdua.<i> </i>Lantas bagaimana dengan orang yang sudah terlanjur gagal dalam hubungan berpacaran berkali-kali? Ubah <i>mindset</i> bahwa pacaran tidak untuk main-main, tapi komitmen jangka panjang untuk saling mengenal satu sama lain sampai tiba di pernikahan.</div>
<blockquote class="tr_bq">
<span style="color: #e06666;"><b><i>Mantan adalah bukti kegagalan kita dalam menjalani hubungan percintaan, bukan sesuatu yang harus dibanggakan seolah medali yang dikoleksi.</i></b></span></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Bagi pembaca yang seumuran denganku dan belum pernah menjalani hubungan pacaran, kalian harus berbangga hati. Jangan lantas berkecil hati, apalagi karena lingkungan sosial jaman sekarang yang seakan memandang orang yang belum pernah berpacaran sebagai orang yang cupu, culun, dan ejekan sejenisnya. Bersyukurlah karena pembaca masih sendiri sekarang karena dipersiapkan jodoh yang terbaik oleh Tuhan, Bersyukurlah karena pembaca telah dilindungi dari patah hati yang tidak perlu dan pemborosan waktu yang tidak berarti.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="color: #e06666;"><b><i>Lebih baik sendiri daripada berada dalam hubungan yang salah.</i></b></span></blockquote>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFmVQav83lhMMdNdbtHvw0tvSJeHcpT20EtJxvjeZqMarerB1KohRlz70lNhRKyR9548o7XKnDrHM-ND-LJTaB0-19rSj0RH2fB8HHdS5WmYgJar-fYJ8w7d2hqcqVSqAWhhwFWV-rsLSZ/s1600/16473453_1508865292480245_222671142623675767_n+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFmVQav83lhMMdNdbtHvw0tvSJeHcpT20EtJxvjeZqMarerB1KohRlz70lNhRKyR9548o7XKnDrHM-ND-LJTaB0-19rSj0RH2fB8HHdS5WmYgJar-fYJ8w7d2hqcqVSqAWhhwFWV-rsLSZ/s320/16473453_1508865292480245_222671142623675767_n+%25281%2529.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Daripada berfokus mencari pasangan karena latah oleh teman-teman yang sudah memiliki pasangan lebih dulu, lebih baik jika kita berfokus dalam meningkatkan kualitas diri sendiri dan berteman sebanyak-banyaknya, agar di saat yang tepat, kita dipertemukan oleh seseorang yang sepadan. Karena aku yakin, seorang yang baik kualitasnya, standar pasangannya juga akan meningkat. <i>'Pangeran akan jatuh cinta pada putri, bukan pada monyet.'</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga menginspirasi!<i> Have a nice day! :)</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-5876648999428252332017-02-26T00:39:00.000+07:002017-02-26T00:39:36.449+07:00love language<div style="text-align: justify;">
Karena ini masih bulan Februari, yang sering dihubungkan dengan <i>Valentine</i>, aku mau bahas sesuatu yang berhubungan dengan cinta, yaitu <i>love language</i> atau bahasa kasih. Aku memutuskan untuk membahas ini karena minggu lalu di gerejaku, khotbahnya membahas tentang bahasa kasih. Walaupun bahasa kasihnya bukan judul utama, tapi bagian bahasa kasih ini sangat menyentuh aku. Ibaratnya kalau ditanya, "apa yang kamu ingat dari khotbah minggu lalu?" aku akan menjawab tanpa ragu, "bahasan tentang bahasa kasih". Bagi teman-teman yang belum tahu apa itu bahasa kasih, aku jelasin pake kata-kataku sendiri ya. Jadi bahasa kasih kalau dilihat dari sudut pandang 'pemberi kasih', adalah cara mereka mengekspresikan kasih. Kalau dari sudut pandang 'penerima kasih', adalah bagaimana wujud kasih yang mereka sukai. Setiap orang pasti punya bahasa kasih, dan berbeda-beda satu dengan yang lain. Kasih tidak melulu antar pasangan, tapi bisa juga hubungan orangtua dan anak, hubungan pertemanan, atau hubungan persaudaraan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin pembaca bertanya-tanya, "apa gunanya bahasa kasih?" atau "apa untungnya kalo gue tahu ini?". Dalam hubungan dengan orang lain, terkadang perselisihan yang terjadi itu muncul karena kita nggak paham apa bahasa kasih mereka, dalam hubungan percintaan misalnya, perempuan terkadang merasa tidak dikasihi oleh kekasihnya, padahal mungkin kekasihnya menunjukkan cintanya lewat bahasa kasih lain, yang tidak perempuan itu sadari. Dengan memahami apa bahasa kasih orang lain, kita jadi tahu bagaimana cara menyenangkan mereka, kita jadi bisa menghindari kesalahpahaman karena <i>'bahasa kasih yang tak sampai'</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahasa kasih bisa bermacam-macam, disini aku akan bahas 5 poin besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">1. Kata-kata cinta</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpPG4XU1Mv7UkhdsymYNrwNRoHtowt0sSGW02MvCo-31h3uRwDfqcU8wB9VFrqDgN70DPbBD87_lwVBjYeZrRJJ-rM4Mv6zqA1SPvFKI0RMnIxsdUoIQLlJWw1oavBr6j7A4Uwt65-7722/s1600/c6a759cd75ff704720ddf6636d318f37.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgpPG4XU1Mv7UkhdsymYNrwNRoHtowt0sSGW02MvCo-31h3uRwDfqcU8wB9VFrqDgN70DPbBD87_lwVBjYeZrRJJ-rM4Mv6zqA1SPvFKI0RMnIxsdUoIQLlJWw1oavBr6j7A4Uwt65-7722/s320/c6a759cd75ff704720ddf6636d318f37.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahasa kasih yang pertama adalah kata-kata cinta. Aku termasuk yang ini :) Jadi biasanya orang dengan bahasa kasih kata-kata cinta adalah orang yang suka dipuji, entah penampilannya atau hasil kerjanya, diberi pernyataan cinta secara verbal oleh pasangannya, intinya orang yang suka disenangkan lewat kata-kata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">2. Sentuhan</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSfnjiYC95iubaaTatDqPLYZHGqL9jiC3zyG_WfKhy-P43-hVS5bKG1qTvv-YK6fpwo87Sb4tqvuSwH_gVLU4DAq6xa7MMrtM-1WsCTn67xKjxcefmEpgrJRFpefgD3wysadLjyOorZcBP/s1600/19559-Panda-Hug.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSfnjiYC95iubaaTatDqPLYZHGqL9jiC3zyG_WfKhy-P43-hVS5bKG1qTvv-YK6fpwo87Sb4tqvuSwH_gVLU4DAq6xa7MMrtM-1WsCTn67xKjxcefmEpgrJRFpefgD3wysadLjyOorZcBP/s320/19559-Panda-Hug.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang dengan bahasa kasih sentuhan suka dengan kontak fisik, kalau istilah fans kpop itu <i>'skinship'</i>. Mereka merasa dikasihi lewat rangkulan, berpegangan tangan, pelukan, tepukan ringan di pundak, dan sejenisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">3. Hadiah</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKovvoPDUzzJA6h8ENu4J8fS2r4Y5QMim4rLc3F1GvVKVDvyotm2ohK3f2JHxXqCpn_Za4-27qQy_oRTVdEMBriVqJXtCzSukLQFsy3e956krAqiY3dOv6d65A0ZG6OtRptQ9-CBvh9jWa/s1600/52858-Gift-Box.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKovvoPDUzzJA6h8ENu4J8fS2r4Y5QMim4rLc3F1GvVKVDvyotm2ohK3f2JHxXqCpn_Za4-27qQy_oRTVdEMBriVqJXtCzSukLQFsy3e956krAqiY3dOv6d65A0ZG6OtRptQ9-CBvh9jWa/s320/52858-Gift-Box.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang dengan bahasa kasih hadiah merasa dikasihi jika mereka diberikan hadiah. Hadiah disini bukan selalu yang mahal dan bermerk, pemberian sekecil apapun akan sangat dihargai oleh orang dengan bahasa kasih ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">4. <i>Quality time</i></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghBsgxarJo7-gGvAN2HSxKBeL9U0PDJeo7gnnsyq5zryTYcBxhi9pGy-eRynm4ME_DaPS-pv3djliaINsRi6QAr-CNomGSL9wEeoWxLKrw5ZyWZyek-YAqQQKnpbLM4iV47bfEQkBCrSD9/s1600/twofemalefriends.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghBsgxarJo7-gGvAN2HSxKBeL9U0PDJeo7gnnsyq5zryTYcBxhi9pGy-eRynm4ME_DaPS-pv3djliaINsRi6QAr-CNomGSL9wEeoWxLKrw5ZyWZyek-YAqQQKnpbLM4iV47bfEQkBCrSD9/s320/twofemalefriends.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><i><br /></i></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang dengan bahasa kasih <i>quality time</i> sangat menghargai orang yang mau memberikan waktunya untuk dihabiskan bersama dengannya, entah itu sekedar mengobrol atau melakukan kegiatan bersama. Mereka merasa dikasihi lewat pengorbanan waktu orang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">5. Melayani</span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-KiOQk2y3_N8D1Dj_NeYJ8VfV5iypMYnicwb5vhZ0uHj194eKE5Z7dhagsSX7iY3gITSfldb_6IKW9Sho5aV3N-GihsIHcmsyslMb6xJKmjEq7ikko-_D4C2z4VvOYrwbtW7TM6BEksZ8/s1600/tumblr_static_23e09b2b4afc27540e5fda19cf04db41.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-KiOQk2y3_N8D1Dj_NeYJ8VfV5iypMYnicwb5vhZ0uHj194eKE5Z7dhagsSX7iY3gITSfldb_6IKW9Sho5aV3N-GihsIHcmsyslMb6xJKmjEq7ikko-_D4C2z4VvOYrwbtW7TM6BEksZ8/s320/tumblr_static_23e09b2b4afc27540e5fda19cf04db41.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;"><br /></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahasa kasih ini agak berbeda dari 4 poin sebelumnya. Jika 4 poin sebelumnya membahas dari sudut pandang 'penerima kasih', maka bahasa kasih ini membahas dari sudut pandang 'pemberi kasih'. Orang dengan bahasa kasih ini menunjukkan perasaan mengasihinya melalui tindakan melayani. Ia senang membantu dan memanjakan orang yang dikasihinya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya, semua orang mempunyai semua bahasa kasih di atas, hanya saja bahasa yang dominan berbeda-beda tiap orang. Sekarang setelah pembaca mengetahui bermacam-macam bahasa kasih, mulailah mencari apa bahasa kasih orang terdekatmu, dan senangkanlah mereka melalui bahasa kasih itu. Kunci dari hubungan yang berhasil adalah saling menyenangkan satu sama lain. </div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b style="color: #e06666;"><i>Keep in mind that giving is always better than receiving</i>. </b><b><span style="color: #e06666;">Lebih baik jika kita berfokus membagikan kasih, daripada berharap menerima kasih.</span></b></blockquote>
Aku pernah tidak sengaja menemukan <i>quote</i> ini yang membuatku <i>ngeh</i> kalau cara orang mengekspresikan kasih berbeda-beda.<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b><span style="color: #e06666;"><i>"Just because someone doesn't love you the way you want them to, doesn't mean they don't love you with all they have." - Anonymous</i></span></b></blockquote>
<br />
Semoga menginspirasi! <i>Have a nice day!</i> :)Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-10280791754029184962017-02-24T11:49:00.002+07:002017-02-26T00:42:38.806+07:00silence won't solve anything<div style="text-align: justify;">
Hidup bersama orang lain yang berbeda latar belakang, norma-norma, dan kebiasaan seringkali membuat kita bertemu dengan yang namanya masalah. Gesekan-gesekan dalam hubungan pasti ada dan itu wajar. Yang tidak wajar adalah ketika kita diam dan menjauh saat masalah itu datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemarin aku mengalami hal yang tidak menyenangkan, internet di kost mati total dari sore sampai tadi pagi. Aku sempat menghubungi ibu pemilik kost via <i>Whatsapp</i>, tapi nggak direspon, dibaca pun nggak. Rasanya kesal, karena aku butuh penjelasan dan penyelesaian segera. Internet sudah jadi bagian yang penting dalam keseharianku. Mungkin kalau ibu kost membalas pesanku, aku bisa lebih tenang walaupun internetnya nggak serta merta aktif setelah aku mendapat balasan. Aku sadar yang aku butuhkan saat keadaan itu pertama-tama adalah respon, baru kemudian tindakan penyelesaian. Ya aku mencoba mengerti, mungkin ibu nggak hanya dapat komplain dariku, atau ibu punya kesibukan lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin saat membaca judul tulisanku kali ini, sebagian pembaca berpikir, "ah masa sih? Selama ini diam aja masalah beres kok", atau mempunyai prinsip <i>wait and see,</i> "ah lihatin aja dulu, nanti juga ketemu jalan keluarnya", atau pembaca adalah orang yang malas <i>confront</i> masalah, sehingga lebih banyak diam saat masalah itu muncul, istilahnya 'cinta damai', atau ada juga yang menghindar dari orang yang bermasalah dengannya, tetapi malah curhat ke orang lain, atau lebih parahnya curhat di medsos. Disini aku mau berbagi, berdasarkan pengalaman yang pernah aku alami, <b>diam nggak akan menyelesaikan masalah</b>. Mengapa? Karena diam hanya akan menimbun masalah itu, dengan bantuan waktu, semakin dalam sampai akhirnya dilupakan. Tetapi jika masalah tsb kemudian diangkat lagi, masih ada perasaan janggal yang tertinggal di hati. Lain halnya dengan masalah yang diselesaikan. Diselesaikan disini bisa dengan banyak cara, kalau dalam kasusku diselesaikan dengan diskusi, penjelasan, yang semacam itu. Penyelesaian masalah bisa langsung mengakhiri perasaan mengganjal itu, dan hubungan dengan orang yang bersangkutan juga dipulihkan, ditambah lagi karena sudah mengalami gesekan biasanya akan lebih akrab satu sama lain.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="color: #e06666;"><b>Terkadang, masalah yang didiamkan saja dan kita anggap selesai, belum tentu selesai di mata orang lain yang bersangkutan. Bayangkan mereka harus memendam ganjalan masalah di dalam hatinya sampai kemudian terlupakan, tapi harus mengingatnya lagi jika suatu hari tidak sengaja terbahas atau terangkat, dan harus menahan dirinya menghindar dari kalian, atau bersandiwara seakan tidak terjadi apa-apa di antara kalian sementara dalam hatinya bertanya-tanya "kok dia gitu banget sama gue?"</b></span></blockquote>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pernah ribut dengan temanku, <i>well</i>, bukan tonjok-tonjokan. Lebih ke masalah antar wanita. Nah ini juga menjadi suatu hal yang sudah mendarah daging di budaya kita, yang menurutku salah. Entah mengapa, masalah antar wanita, walaupun sepele, akan membutuhkan waktu yang sangaaaat lama sampai akhirnya kedua pihak bisa akrab kembali. Lain halnya dengan laki-laki yang pagi berantem, sore udah rangkul-rangkulan lagi. Aku ingin wanita yang mempunyai masalah dengan wanita lain bisa segera menyelesaikan masalah mereka saat itu juga, atau setidaknya sebelum hari berganti, seperti yang dilakukan kaum laki-laki. Jujur saja, sebenarnya nggak enak kan punya masalah sama orang? Kita jadi otomatis menghindar atau menahan diri saat bertemu atau berada di situasi yang mengharuskan kita berada dalam lingkup yang sama dengan mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari aku pernah bertanya ke temanku yang sedang mengalami masalah denganku, "kok diam aja? aku butuh penjelasan lho." dan direspon dengan "iya soalnya kalo dijawab nanti kita <i>clash</i>" disitu aku berpikir, ternyata ada tipe orang yang lebih suka diam dan menghindar saat mengalami masalah. Aku pun terkadang bisa menjadi seperti itu, tapi sekali lagi aku mengingat bahwa diam nggak akan menyelesaikan apapun. Aku mencoba membicarakan masalahku dengan dia, kami sama-sama berkompromi, memaklumkan perbedaan kebiasaan kami, sehingga masalah bisa teratasi. Hubungan kami bisa kembali seperti biasa lagi, dengan level pengertian yang meningkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku percaya dengan quote <i><b><span style="color: #e06666;">"keterbukaan adalah awal dari pemulihan"</span></b></i>, dalam hal ini keterbukaan dalam menyampaikan pendapat yang berbeda ya. Dengan mengatakan apa yang kita rasakan atau pikirkan, sebenarnya kita adalah orang yang berani lho. Tentu cara penyampaian juga penting, agar tidak menyinggung perasaan. Jadi untuk pembaca yang saat ini sedang berada di situasi tidak mengenakkan bersama orang di sekitar kalian, entah itu karena salah paham atau perbedaan cara pandang, selesaikanlah segera, bicarakan dari hati ke hati, pasang hati yang terbuka dan siap menerima semua pendapat, mudah-mudahan semua masalah bisa terselesaikan dan hubungan kembali seperti semula, <i>You have to speak up, so others can understand you more.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga menginspirasi! <i>Have a nice day!</i> :)</div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5060735615497418797.post-19623829876160517502017-02-23T21:28:00.000+07:002017-02-23T21:55:16.542+07:00birthday treat and souvenir, can we ask for it?<div style="text-align: justify;">
Halo, ini tulisan pertamaku. Sesuatu yang sangat mengganggu pikiranku akhir-akhir ini karena banyak orang-orang di sekitarku yang melakukan hal ini. Dulu aku pernah membaca sebuah tulisan dengan judul yang serupa, walaupun bukan dalam bentuk blog tapi lebih ke curhatan panjang di Path, dan itu sangat membuka pikiranku (terimakasih untuk penulisnya yang sudah membuatku menjadi lebih baik dan maaf bila aku tidak mengingat namamu).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Isi tulisannya membahas tentang bagaimana seseorang tidak boleh meminta oleh-oleh atau cinderamata kepada teman yang sedang pergi berlibur. Mungkin sebagian pembaca merasa aneh saat membaca judul tulisan ini. <i>"Why shouldn't i?" "Isn't it normal?"</i> mungkin pertanyaan sejenis itu sempat muncul di benak pembaca.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mau membagikan pandanganku terhadap hal ini. Menurutku, <b style="font-style: italic;">it's not okay to ask for birthday treat and souvenirs. </b><i>And why is that?</i> Ayo kita bahas dari traktiran ulang tahun. Di pandanganku, ulang tahun adalah saat dimana seseorang merasakan "<i>joy"</i> yang sulit dijelaskan sensasinya yang tercipta dari dalam hati, biasanya seseorang yang berulang tahun mempunyai aura yang lebih menyegarkan dari hari lainnya. Saat aku ulang tahun, aku merasa hari itu adalah milikku, dan aku berbahagia karenanya. Aku ingin membuat hari itu berkesan dan kalau bisa aku ingin bahagia sepanjang hari. Aku merasa lebih sensitif di hari ulang tahunku, tapi tidak ingin membuat itu terlihat jelas di wajahku. Aku ingin semua orang di sekitarku ikut merayakan sukacita ulang tahun ini bersama. Kalimat yang mempunyai makna seperti "traktir ya jes!" rasanya tidak pantas untuk diucapkan, karena orang yang berulang tahun seharusnya yang diperlakukan seperti orang paling istimewa, bukan malah diminta untuk mengeluarkan uang mentraktir teman-temannya. Tapi jika orang yang berulang tahun memang ingin mentraktir, itu bukan masalah. Terkadang ada orang yang menurutku tidak bisa membaca situasi, mungkin menurutnya hanya bercanda, meminta ditraktir oleh orang yang jelas-jelas sedang tidak punya uang, <i>so uncool.</i></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">Sebenarnya orang yang berulang tahun akan sangat berterimakasih jika orang-orang di sekitarnya mendoakannya agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik, seiring bertambahnya usia, bukannya malah 'ditodong'.</span></b></blockquote>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Souvenir atau oleh-oleh dari suatu tempat biasanya memang unik dan lucu-lucu, walaupun hanya sekedar gantungan kunci atau permen. Aku sebagai orang yang belum pernah pergi jauh, merasa sangat bahagia bila ada yang memberikan oleh-oleh. Rasanya seperti mereka memikirkan aku walaupun mereka sedang berada jauh dariku. Namun, menurutku sangat tidak baik jika oleh-oleh itu didapatkan karena kita memintanya. Bayangkan orang yang pergi, mereka mempunyai rencana jalan-jalan sendiri, kesibukan sendiri, mungkin budgetnya terbatas, tetapi harus meladeni permintaan kita untuk membelikan kita oleh-oleh yang bahkan seringnya tidak mengganti uang mereka, alias meminta secara cuma-cuma. Apalagi jika permintaan oleh-oleh kita adalah barang yang spesifik, misalnya baju merk xx di toko xx. Terbayang apa yang dirasakan teman kita yang dimintai seperti itu? :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dulu sebelum aku membaca tulisan tsb di Path, aku adalah orang yang dengan tidak tahu malunya berpesan kepada teman-teman yang akan berangkat ke luar negeri, "oleh-olehnya jangan lupa ya!". Maka dari itu, saat aku membaca tulisan itu, aku terus mengingatnya walaupun tulisan itu sudah lama kubaca, karena aku merasa sangat tertohok dengan statement di dalam tulisan itu. Lebih baik jika kita berpesan <i>"have a safe flight"</i> atau "<i>have fun</i> disana" ketimbang meminta oleh-oleh.</div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #e06666;">Seharusnya, kembalinya teman kita dengan selamat dari perjalanan liburan menjadi oleh-oleh yang tidak ternilai harganya untuk kita. Sedangkan oleh-oleh berupa barang merupakan bonus.</span></b></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Semoga tulisan ini menginspirasi! <i>Have a nice day!</i> :)</div>
Jessica Christantihttp://www.blogger.com/profile/06336552946905889594noreply@blogger.com0