Rabu, 15 Maret 2017

respect the inferior


Halo, hari ini aku tergelitik untuk membahas tentang honor dan respect. Apa bedanya? Kalau kita cek di google translate, artinya sama-sama menghormati sih. Tapi aku mau tekankan bahwa menghormati antara to honor dan to respect itu berbeda. To honor itu menghormati karena jabatan, usia, kedudukan, jasa, dan sejenisnya, singkatnya menghormati seseorang atas apa yang menempel padanya, atas apa yang telah ia perbuat, atas prestasinya, atau atas keberhasilannya. Sedangkan to respect itu menghormati terlepas dari segala embel-embel yang aku sebutkan di atas. To respect berarti menghormati seseorang karena dirinya sendiri sebagai seorang individu, tidak peduli orang tersebut kaya atau miskin, pernah berbuat baik padamu atau tidak, memeluk agama yang sama atau tidak, berasal dari ras atau keturunan yang sama atau tidak, pekerjaannya tinggi atau tidak, respect sebaiknya diberikan sama rata pada semua orang. Kali ini aku akan membahas lebih jauh dari segi pekerjaan dan status.

Di dekat tempat kost ku ada sebuah supermarket. Aku lumayan sering berbelanja disana, jadi aku menyadari jika ada perubahan sedikit saja dalam penataan layout toko, mbak-mbak kasir yang sekedar berpindah posisi kasirnya, atau jika ada mbak kasir yang baru mulai bekerja. Awal-awal aku berbelanja disana, aku tidak pernah menatap mata mbak kasir saat ia mengucapkan terimakasih. Lalu aku berpikir, aku saja kalau sedang berbicara dan tidak ada yang perhatikan, rasanya kesal dan sedih. Apalagi mbak kasir? Yang setiap harinya melayani puluhan bahkan ratusan pembeli, mengucapkan terimakasih sambil menatap ke arah pembeli tapi pembeli hanya menatap ke arah bawah tanpa menghiraukan mbak kasir. Lama kelamaan aku sadar ada perubahan pada pelayanan kasirnya, mereka menyilangkan sebelah tangannya di dada sambil mengucapkan terimakasih plus dengan seyuman. Sejak saat itu aku selalu menatap balik mbak kasir lalu mengucapkan terimakasih kembali, aku ingin mbak kasir merasa bahwa masih ada yang menghargai dia yang berprofesi sebagai kasir supermarket.


Dari cerita singkatku di atas, aku ingin kita semua mulai menaruh respek pada orang-orang yang selama ini kita anggap mungkin kelasnya lebih rendah dari kita, yang bekerja sebagai kasir supermarket, tukang ojeg, tukang pecel lele depan rumah, officeboy di mall, pekarya di kampus, sopir, bahkan asisten rumah tangga. Dengan menatap mata mereka saat berbicara, mengucapkan terimakasih jika sudah dibantu, menyemangati pekerjaan mereka, meminta tolong dengan sopan tanpa terkesan bossy, pokoknya menganggap keberadaan mereka dan memosisikan diri dengan kedudukan yang sama. Karena mereka sama saja seperti kita, sama-sama manusia berakal budi dan berperasaan, yang kebetulan nasibnya mungkin tidak seberuntung kita. Mungkin menaruh hormat pada orang yang kaya, yang berjasa, atau yang berkedudukan tinggi rasanya mudah dilakukan dan otomatis tersistem di dalam pikiran kita. Namun, menaruh respek pada orang dengan 'kelas' yang kita anggap berada di bawah kita terkadang membuat kita berpikir dua kali. Butuh pemahaman bahwa terlepas dari pekerjaan mereka dan status pendidikan mereka, mereka adalah sama seperti kita. Jadi, perlakukanlah mereka sama dengan teman-teman kita.

Beberapa kali aku datang ke kampus, dan terpaksa melewati lantai yang sedang dipel oleh petugas kebersihan. Rasanya guilty luar biasa, apalagi jika aku ingat kalau sepatuku sedang kotor-kotornya karena hujan atau habis menginjak kubangan air. Biasanya aku akan bilang 'permisi ya pak' atau 'maaf ya pak jadi ngotorin', intinya menegur petugasnya. Lagi ngepel tapi diinjak-injak oleh sepatu yang kotor pasti sebal rasanya, karena aku sendiri sebal kalau hasil kerjaku diacak-acak orang lain. Pak petugasnya juga pasti akan lebih senang, setidaknya mereka akan membersihkan kembali jejak kotor kita dengan perasaan yang lebih tenang karena ada yang menganggap pekerjaan mereka.

Intinya adalah menghargai keberadaan mereka dan perasaan mereka. Walaupun bagi kita tidak berarti apa-apa dan tidak membawa dampak besar dalam hidup kita, ucapan terimakasih atau sekedar meminta dengan sopan dan dengan senyuman, bisa mengubah mood mereka seharian loh.
They are happy because somebody finally notice and acknowledge them as a person, not because of what they have or what they do.
Dengan memperlakukan mereka dengan hormat, mereka pasti akan lebih menghormati kita. Ada pepatah yang mengatakan bahwa 'untuk mendapatkan penghormatan, kita harus menghormati terlebih dahulu.' 

Semoga menginspirasi! Have a nice day! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar